GABORONE, KOMPAS.com - Ratusan gajah yang mati secara misterius di Delta Okavongo, Botswana, disebabkan keracunan bakteri cyanobacteria, ungkap Departemen Satwa Liar pada Senin (21/9/2020).
Botswana adalah negara dengan populasi gajah terbesar di dunia, diperkirakan sekitar 130.000 ekor.
Namun lebih dari 300 ekor gajah mati misterius sejak Maret, padahal gading mereka utuh. Artinya ratusan mamalia itu tidak dibunuh oleh pemburu.
Baca juga: 275 Gajah Mati Misterius di Botswana, Bukan karena Perburuan
"Kematian disebabkan keracunan karena cyanobacteria yang tumbuh di dalam genangan air" atau lubang air, kata petugas kedokteran hewan dari Departemen Margasatwa dan Taman Nasional, Mmadi Reuben, sebagaimana diberitakan AFP.
Reuben mengatakan, kematian "berhenti jelang akhir Juni 2020, seiring dengan mengeringnya genangan air untuk minum."
Laporan pertama kematian gajah yang aneh ini terjadi pada 25 April di dekat desa Seronga. Jumlahnya mulai meningkat pada bulan-bulan berikutnya.
Baca juga: Ratusan Gajah Mati Misterius di Botswana, Diduga karena Patogen Baru
Menurut otoritas satwa liar, sekitar 330 gajah mati dan tes darah menemukan spesies cyanobacteria yang menghasilkan neurotoksin adalah penyebabnya.
Pengujian dilakukan di laboratorium spesialis di Afrika Selatan, Kanada, Zimbabwe, dan Amerika Serikat.
Para pihak berwenang mengesampingkan antraks atau campur tangan manusia seperti perburuan sebagai penyebab kematian, menurut Cyril Taolo wakil direktur Departemen Margasatwa dan Taman Nasional, dikutip dari AFP.
Lebih lanjut pemerintah mengatakan, mereka sedang melanjutkan studi tentang kemunculan bakteri tersebut.
Baca juga: Gajah Makan Petasan Mati Berdiri, Pemerintah India Buru 3 Tersangka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.