WARSAWA, KOMPAS.com - Seekor gajah yang depresi di Kebun Binatang Warsawa, Polandia, mendapatkan perawatan minyak Cannabis (ganja) dalam uji coba pengobatan seperti dikutip The Independent.
Erna, seekor gajah betina terbesar dan tertua di kandang gajah Afrika di Kebun Binatang Warsawa mati pada Maret lalu.
Dia meninggalkan 3 kawannya yang berduka dan mempelajari peran baru mereka dalam kelompok. Fredzia, satu dari 3 ekor gajah yang tersisa tampak sulit beradaptasi dan mengalami depresi.
Baca juga: Mereka Menyiksa Gajah-gajah Itu Lalu Meneteskan Air Mata Buaya
Setelah kematian Erna, penjaga kebun binatang beralih ke pengobatan baru yang bersifat uji coba dan berharap bisa meredakan depresi serta kecemasan yang dialami para gajah yang berkabung.
"Ini (kematian salah satu gajah) adalah pengubah permainan besar di setiap kelompok gajah. Gajah mungkin memiliki masalah perilaku ketika struktur kelompok berubah," kata Dr Agnieszka Czujkowska, yang memimpin departemen Rehabilitasi Hewan di kebun binatang itu, kepada BBC.
Pada saat kematian Erna, penjaga kebun binatang mengatakan Fredzia sedang depresi dan menunjukkan tanda-tanda berduka.
Baca juga: Hilang 50 Tahun, Celurut Gajah Paling Dicari Ditemukan Hidup di Afrika
Gajah muda itu tampak stres saat berjuang untuk menjalin ikatan dengan sesama gajah betina.
Dr Czujkowska dan rekannya berharap uji coba perawatan minyak ganja akan mengurangi stres Fredzia, memungkinkan gajah itu lebih nyaman bergaul dengan gajah lain dan mengembalikan keseimbangan pada kawanannya.
Cannabidiol atau dikenal di pasaran dengan nama CBD oil (minyak CBD), diekstrak dari senyawa tanaman ganja yang diperkirakan mampu meningkatkan produksi dopamin dan serotonon di otak, 2 bahan kimia yang bisa memengaruhi suasana hati.
Baca juga: Dianiaya 35 Tahun di Kebun Binatang Pakistan, Gajah Kaavan Akhirnya Punya Rumah Baru
CBD tidak memiliki efek psikoaktif, jadi tidak akan membuat gajah mabuk.
Untuk percobaan di Warsawa, Dr Czujkowska akan memantau kadar kortisol gajah. Kortisol adalah hormon yang diproduksi di tubuh manusia dan hewan saat mengalami stres.
“Kami berencana memberi mereka CBD dan mengukur kortisol lagi. Ini eksperimennya. Kemudian kami baru tahu pasti apakah [minyaknya] bekerja atau tidak,” kata Dr Czujkowska.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.