Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang 50 Tahun, Celurut Gajah Paling Dicari Ditemukan Hidup di Afrika

Kompas.com - 24/08/2020, 10:15 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Mamalia yang berkerabat dengan gajah tapi berukuran sekecil tikus ditemukan di Afrika setelah 50 tahun menghilang.

Dilansir BBC, Selasa (18/8/2020), mamalia kecil dengan hidung panjang mirip gajah ini terakhir dilihat pada 1968.

Menurut laporan yang dipublikasikan di jurnal Biodiversity and Conservation, makhluk itu ditemukan hidup dan dalam keadaan sehat di Djibouti, sebuah negara di Tanduk Afrika.

Celurut gajah atau sengi, bukanlah gajah atau tikus. Mamalia yang bisa lari dengan kecepatan 30 kilometer per jam ini masih satu kerabat dengan aardvark, gajah, dan manate.

Hidung panjangnya yang mirip belalai, digunakan untuk makan serangga.

Baca juga: Ilmuwan Gunakan Teknik In-Vitro untuk Selamatkan Spesies Badak Putih

Setidaknya ada 20 spesies sengi di dunia.

Salah satu yang paling misterius adalah sengi Somalia (Elephantulus revoilii), yang diketahui hanya ada 39 ekor. Itu pun dikumpulkan puluhan tahun lalu dan disimpan di museum. Spesies ini berasal dari Somalia, maka diberi nama sengi Somalia.

Steven Heritage, seorang ilmuwan dari Lemur Center Duke University di Durham, AS, dan anggota ekspedisi yang menelusuri Tanduk Afrika pada 2019 mengatakan sangat senang menemukan spesies yang sudah lama hilang.

"Kami sangat gembira saat membuka jebakan dan di dalamnya ada seekor celurut gajah, seekor sengi Somalia," kata Steven kepada BBC.

"Awalnya kami tidak tahu celurut gajah yang ditemukan di Djibouti termasuk spesies mana. Setelah kami melihat ciri diagnostik dari ekor berumbai kecil, kami tahu bahwa yang kami temukan adalah sesuatu yang istimewa, sangat langka."

Sebelumnya para ilmuwan mendengar penampakan celurut gahah di Djiboutti.

Houssein Rayaleh, seorang ahli ekologi dan konservasionis yang terlibat dalam ekspedisi percaya dirinya telah melihat hewan itu sebelumnya.

Rayaleh mengatakan, meski warga Djibouti tak pernah menganggap sengi hilang atau sebagai hewan langka, penelitian baru ini membawa sengi Somalia kembali ke komunitas ilmiah yang dilindungi.

"Bagi warga Djibouti, temuan ini adalah hal penting yang menyoroti keanekaragaman hayati di wilayah tersebut dan menunjukkan bahwa ada peluang untuk sains dan penelitian baru di sini," kata Rayaleh.

Celurut gajah hidup di lingkungan yang kering dan berbatu. Houssein Rayaleh via BBC News Celurut gajah hidup di lingkungan yang kering dan berbatu.

Umpan selai kacang

Tim memasang lebih dari 1.000 perangkap tikus di 12 lokasi dan memberi umpan berupa campuran selai kacang, oatmeal, dan ragi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com