Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penisnya "Terbakar" gara-gara Ketumpahan Teh Panas, Pria Ini Tuntut Starbucks

Kompas.com - 20/09/2020, 13:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Mirror

SACRAMENTO, KOMPAS.com - Seorang pria menggugat Starbucks, karena alat kelaminnya mengalami luka bakar akibat ketumpahan teh panas yang "mendidih".

Tommy Piluyev (24) mengatakan, tutup wadah takeaway-nya rusak dan terlepas, lalu minuman panas itu tumpah ke badannya saat dia duduk di mobil dan mengambil pesanannya dari drive-thru.

Dalam gugatannya dia berkata, sangat kesakitan sampai harus berhenti di tempat parkir dan melepas celananya yang basah kuyup ketumpahan teh yang panasnya hampir 100 derajat Celcius.

Baca juga: Dianggap Mirip Penis, 2 Patung Ikan di Maroko Ini Dihancurkan

Dilansir dari Mirror Jumat (18/9/2020), Piluyev mengklaim hubungan seksnya sekarang jadi "canggung dang menyakitkan" karena "sensitivitas dan perubahan warna kulit permanen dan cacat" di alat kelamin serta paha bagian dalam.

Pengacaranya menunjukkan foto-foto ayah satu anak dari California ini, yang dirawat di rumah sakit karena luka bakar di tangan, dan harus menjalani 11 hari perawatan di unit luka bakar dan belajar jalan lagi.

Insiden teh panas itu terjadi pada Oktober 2018 saat Piluyev berusia 22 tahun. Kini istrinya, Liudmila Maftey, menggugat Starbucks dan produsen cup Pactiv Packaging dengan tuduhan kelalaian dan tanggung jawab produk.

Piluyev mengklaim dia membeli dua teh madu jeruk mint ukuran grande - satu untuknya dan satu buat istrinya - di drive-thru Starbucks di Roseville pinggiran Sacramento ibu kota negara bagian California.

Baca juga: CocaCola dan Starbucks Ikut Boikot Iklan di Facebook, bersama 160 Perusahaan Lain

Menurut gugatan tersebut, Piluyev menderita luka bakar para usai pegawai memberikannya cup kedua, yang ada pegangan dan penutupnya, kepadanya melalui jendela SUV BMW-nya. Demikian yang dilaporkan surat kabar Sacramento Bee.

"Teh panas tumpah di tangan kiri Tuan Piluyev saat diambil. Wadahnya terbalik di ambang jendela dan teh panas tumpah ke tangan, perut, dan area panggul Tuan Piluyev."

"Basah karena teh panas dan tidak bisa membuka pintu untuk keluar karena berada di dekat jendela drive-through, Tuan Piluyev dengan cepat memasukkan persneling SUV dan beranjak dari sana."

"Dia berhenti di tempat parkir di dekatnya, langsung keluar dan melepas celana basahnya."

Baca juga: Penisnya Dicopot karena Infeksi, Pria Ini Bikin Penis Baru di Lengan

Gugatan tersebut juga mengatakan Piluyev dibawa ke bagian A&E (Accident & Emergency) rumah sakit, di mana ia menderita "luka bakar sebagian dengan lepuh di perut kiri bawah, paha, penis, skritum, peritoneum, dan bokong."

Istrinya lalu merawatnya di rumah setelah Piluyev dipulangkan, dan lima bulan kemudian secara bertahap dia bisa berjalan lagi, merasakan sentuhan di beberapa jarinya, menggendong anaknya lagi, dan akhirnya memakai keyboard komputer.

Pengacara Piluyev, Whitney Davis, mengklaim para pegawai mendapat 80 keluhan per hari tentang tutup yang lepas, dan para karyawan serta manajer kantor pun menderita luka bakar karena "wadah dan tutup yang rusak".

Baca juga: Halo Prof! Bagaimana Menjaga Kesehatan dan Kesuburan Penis?

Gugatan tersebut mengklaim Starbucks menyajikan teh pada suhu 88-96 derajat Celcius.

Seorang juru bicara Starbucks berkata, "Kami sedang mengevaluasi klaim tersebut."

"Mitra kami dengan yakin memastikan minuman kami dibuat dengan hati-hati dan diberikan ke pelanggan dengan aman. Kami bertanggung jawab menyediakan situasi yang aman dan dengan serius akan terus melakukannya."

Sementara itu Pactiv Packaging belum memberikan tanggapan.

Baca juga: 12 Penyebab Penis Sakit dan Cara Mengobatinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com