Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepis Isu Pemanasan Global, Biden Sebut Trump "Pembakar Iklim"

Kompas.com - 15/09/2020, 14:29 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden, menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai “pembakar iklim”.

Komentar tersebut dilontarkan Biden pada Senin (14/9/2020) karena Trump menepis pemanasan global sebagai penyebab kebakaran hutan di AS sebagaimana dilansir dari The National, Selasa (15/9/2020).

Berbicara di negara bagian asalnya Delaware, Biden mengatakan tentang ancaman cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.

"Jika kita empat tahun menghadapi penolakan perubahan iklim oleh Trump, berapa banyak pinggiran kota yang akan terbakar? Berapa banyak lingkungan pinggiran kota yang akan banjir?" tanya Biden sambil menyebut Trump sebagai “pembakar iklim”.

Sejak Agustus hingga saat ini, 1,8 juta hektare lahan di Oregon, California, dan Washington telah dilalap api, menimbulkan kehancuran terhadap ribuan rumah dan menewaskan setidaknya 36 orang.

Baca juga: Sebut Kebakaran California Mendingin, Trump Tepis Isu Perubahan Iklim

Pada akhir pekan lalu cuaca berubah menjadi lebih dingin dan lebih lembab.

Embusan angin juga tidak seganas biasanya sehingga petugas pemadam kebakaran dapat menjangkau titik-titik api ganas dan wilayah terdampak yang sebelumnya tidak bisa dijangkau.

Manajer pemadam kebakaran memperingatkan bahwa pertempuran melawan api belum berakhir.

Perkiraan badai petir untuk akhir pekan lalu bisa membawa hujan yang sangat dibutuhkan tetapi juga akan ada lebih banyak petir. Para petugas juga bersiap menghadapi peningkatan jumlah korban tewas.

Trump bertemu dengan petugas pemadam kebakaran dan pejabat di California setelah Partai Demokrat mengecamnya karena diam selama kebakaran hutan berlangsung.

Baca juga: Datang ke Lokasi Kebakaran California, Trump: Pohon Bisa Meledak

"Saya pikir ini lebih merupakan situasi manajemen," jawab Trump, ketika ditanya oleh seorang reporter apakah perubahan iklim merupakan faktor di balik kebakaran.

Trump menegaskan bahwa negara-negara lain tidak mengalami masalah serupa. Padahal beberapa negara mulai dari Eropa Selatan hingga Australia dan Siberia mengalami kebakaran hutan yang hebat juga.

“Mereka memiliki pohon yang lebih eksplosif, artinya mereka lebih mudah terbakar. Tapi mereka tidak punya masalah seperti ini," kilah Trump.

Trump dan pemerintahannya telah lama menyalahkan pejabat negara atas kebakaran hutan besar.

Trump mengatakan pengelolaan hutan yang lebih baik adalah sesuatu yang dapat ditangani dengan cepat.

Baca juga: Kebakaran Hutan California, WNI Kabarkan Situasi Terkini

Sedangkan penanganan perubahan iklim membutuhkan lebih banyak waktu dan membutuhkan kerja sama internasional yang menurutnya masih kurang.

"Ketika Anda memasuki perubahan iklim, apakah India akan mengubah caranya? Dan apakah China akan mengubah caranya? Dan Rusia? Apakah Rusia akan mengubah caranya?" kata Trump setelah mendarat di McLellan Park, California.

Trump sebelumnya menyebut perubahan iklim sebagai "hoaks," dan pada 2017 menarik AS keluar dari perjanjian

Sementara Biden telah memasukkan perubahan iklim ke dalam daftar krisis besar yang dihadapi AS.

Baca juga: Kebakaran California Ubah Langit Jadi Oranye, Warga: Rasanya Seperti Kiamat

Gubernur California Gavin Newsom mengakui bahwa ada lebih banyak hal yang harus dilakukan untuk mengelola hutan menjadi lebih baik guna mengurangi risiko kebakaran.

Namun dia membantah bahwa pemanasan global adalah faktor pendorong atau pemicu kebakaran hutan yang ekstrem.

Dia juga mengingatkan Trump bahwa 57 persen lahan hutan di California berada di bawah kepemilikan pemerintaj federal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com