Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desain Baru Paspor Taiwan: Membesarkan "Taiwan", Menciutkan "Republik China"

Kompas.com - 04/09/2020, 06:43 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

TAIPEI, KOMPAS.com - Para pejabat Taiwan mengumumkan perubahan desain paspor sehingga membuat kata "Taiwan" lebih besar sekaligus menciutkan kalimat "Republik China".

Pihak berwenang mengatakan, desain baru ini bertujuan untuk menghentikan kebingungan dalam membedakan antara warga Taiwan dan warga China.

Banyak kalangan di Taiwan memandang wilayah itu sebagai negara yang berdiri sendiri, akan tetapi China melihat pulau tersebut sebagai provinsinya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan, perubahan desain paspor tak akan mengubah Taiwan menjadi sebuah "bagian yang tidak dapat dipisahkan dari China".

Para pejabat Taiwan merilis paspor baru itu dalam sebuah seremoni, Rabu (2/9/2020).

Baca juga: Muak dengan China, Taiwan akan Desain Ulang Paspornya

Tulisan "Republik China" akan dipindahkan dari atas sampul depan ke sekeliling lambang nasional, dengan huruf yang lebih kecil. Adapun tulisan "Taiwan" akan diperbesar dan ditebalkan.

"Sejak dimulainya pandemi virus corona, rakyat kami terus berharap bahwa kami bisa lebih menonjolkan penampakan 'Taiwan', agar orang-orang tidak berpikir bahwa pemegang paspor ini berasal dari China," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Taiwan, Joseph Wu, kepada media.

Ketika negara-negara memberlakukan larangan perjalanan luar negeri sebagai langkah pengendalian wabah, negara-negara itu juga melakukan pembatasan kunjungan orang dari Taiwan yang disamakan dengan China, kata otoritas setempat.

Penyebaran Covid-19 telah membawa perdebatan mengenai Taiwan kembali menonjol.

Meskipun telah mendapatkan pujian secara internasional dalam menangani krisis kesehatan, Taiwan bukan bagian dari anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). China tidak mengizinkan Taiwan untuk ikut dalam rapat-rapat bersama WHO sejak 2016.

Baca juga: Taiwan: Militer China Memang Semakin Kuat, tetapi...

Taiwan memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, dimulai saat jutaan pendukung Partai Kuomintang (KMT) yang dipimpin Chiang Kai-shek melarikan diri ke sebuah pulau yang sekarang bernama Taiwan setelah kalah perang sipil melawan Partai Komunis pimpinan Mao Zedong.

Sejak saat itu, Taiwan memiliki sistem demokrasi dalam pemilihan pemerintahan, serta punya militer dan mata uang sendiri.

Tapi di bawah kebijakan Satu China, pemerintah di Beijing berkeras sebagai penguasa Taiwan. Kebijakan ini menyebutkan suatu hari nanti, wilayah ini akan berada di bawah kepemimpinannya lagi - dengan kekerasan jika diperlukan.

Beberapa negara secara diplomatis mengakui Taiwan sebagai sebuah negara yang berdaulat. Tapi China akan murka ketika negara-negara, para tokoh, atau pengusaha menyarankan hal serupa.

Milos Vystrcil, ketua Senat Republik Ceko, mengunjungi Taiwan pada Selasa (1/9/2020). Dia memberikan sebuah pidato di parlemen yang mengumumkan dukungannya, dan mendeklarasikan "Saya orang Taiwan" - yang terinsipirasi dari pidato terkenal Presiden AS John F Kennedy "Ich bin ein Berliner" pada 1963.

Baca juga: Diancam China, Ketua Senat Ceko: Saya adalah Orang Taiwan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kementerian Kehakiman AS Akan Golongkan Penggunaan Ganja Kejahatan Tingkat Rendah

Kementerian Kehakiman AS Akan Golongkan Penggunaan Ganja Kejahatan Tingkat Rendah

Global
Staf Klinik Australia Pura-pura Sibuk Saat Menteri Datang, Ada Pasien Gadungan Juga

Staf Klinik Australia Pura-pura Sibuk Saat Menteri Datang, Ada Pasien Gadungan Juga

Global
Imbas Protes Anti-Israel, Gerai Ayam Kentucky AS di Aljazair Dibuka Tanpa Logo

Imbas Protes Anti-Israel, Gerai Ayam Kentucky AS di Aljazair Dibuka Tanpa Logo

Global
Eks Bos Kripto Binance Changpeng 'CZ' Zhao Dihukum 4 Bulan Penjara

Eks Bos Kripto Binance Changpeng "CZ" Zhao Dihukum 4 Bulan Penjara

Global
Drone Ukraina Serang Kilang Minyak Rosneft Rusia di Ryazan

Drone Ukraina Serang Kilang Minyak Rosneft Rusia di Ryazan

Global
Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Global
Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Global
Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Global
Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Global
Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Global
Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com