Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bulan Pandemi Virus Corona, Sikap Para Pemimpin Dunia Ini Jadi Sorotan

Kompas.com - 02/09/2020, 13:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pada akhir Agustus memohon kepada para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka jika sekolah dibuka kembali di Inggris.

Dilansir dari Mirror, Johnson menyatakan bahwa risiko penularan Covid-19 kepada anak-anak "sangat kecil".

Johnson sebelumnya dikabarkan terinfeksi virus corona. Dia menyatakan positif terjangkit virus corona melalui video yang diunggah di Twitter pada akhir Maret tepatnya pada 27 Maret.

Gejala yang dialaminya saat itu ringan, sedikit demam, dan batuk yang frekuentif selama 24 jam. Pada 6 April, eks Wali Kota London itu dirawat di rumah sakit, pada hari ke-10-nya mengidap Covid-19.

Sehari berselang, ia dirawat di unit perawatan intensif (ICU) karena kondisinya memburuk. Menteri Luar Negeri Dominic Raab kemudian ditunjuk sebagai PM sementara.

Kondisi Johnson langsung membaik dalam semalam. Ia dikabarkan menerima perawatan oksigen standar, tetapi tidak memakai ventilator.

Pada 12 April, Johnson diizinkan pulang dari rumah sakit dan melanjutkan perawatan di kediaman resminya.

Sky News mengabarkan Johnson dinyatakan negatif virus corona setelah menjalani tes sebelum meninggalkan rumah sakit.

Johson sempat meminta agar seluruh sekolah kembali dibuka pada awal September. Akhirnya, sejumlah sekolah di Inggris kembali dibuka pada awal September ini.

Sementara itu, Partai Buruh memperingatkan bahwa akan ada “kekacauan” karena pemerintah membuat kebijakan pembukaan kembali sekolah dengan risiko yang tidak bisa dianggap remeh.

Bahkan Menteri Pendidikan Inggris Gavin Williamson sempat mengusulkan agar masuk sekolah mungkin akan kembali "diwajibkan" dan bagi keluarga yang tidak mematuhinya mungkin akan mendapat denda.

Hal itu mendapatkan kritikan keras dari Partai buruh. Ketua Partai Buruh Keir Starmer menuduh pemerintah tak becus dalam pembukaan kembali sekolah.

Starmer menambahkan bahwa keputusan tersebut juga "kurang perencanaan" sebagaimana diwartakan oleh Metro.

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko

Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyatakan bahwa dia terinfeksi virus corona dengan status tanpa gejala dan berhasil mengalahkannya pada akhir Juli.

Dalam pernyataan yang disampaikan di pertemuan militer, Lukashenko, yang sering meremehkan wabah ini, mengklaim tetap bekerja selama terinfeksi.

"Hari ini, kalian melihat orang yang berhasil selamat dari virus corona," jelas Alexander Lukashenko dilansir BELTA via Deutsche Welle Selasa (28/7/2020).

Presiden Belarus sejak 20 Juli 1994 itu menuturkan, dokternya melaporkan hasil pemeriksaan di mana dia dinyatakan tertular tanpa gejala.

Dia mengatakan bahwa 97 persen populasi bekas pecahan Uni Soviet itu tertular Covid-19 tanpa menunjukkan gejala. "Syukurlah saya bisa melaluinya," klaimnya.

Ketika wabah virus corona itu menghantam Eropa pada April, Lukashenko adalah segelintir dari pemimpin yang meremehkan penyakit tersebut.

Alexander Lukashenko mengklaim, tidak akan ada warganya yang mati karena wabah itu. Dia menegaskan setiap kematian karena kondisi medis seperti penyakit jantung atau diabetes.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com