Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Bulan Pandemi Virus Corona, Sikap Para Pemimpin Dunia Ini Jadi Sorotan

KOMPAS.com - Wabah virus corona telah berlangsung selama 6 bulan sejak dinyatakan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Maret. Bukannya jumlah kasus semakin turun, justru penyebarannya semakin masif.

Dilansir dari Reuters, Minggu (30/8/2020), jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah melampaui 25 juta kasus.

Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di seluruh dunia dilaporkan melebihi 840.000 kematian.

Amerika Serikat (AS) adalah pemuncak jumlah kasus virus corona di seluruh dunia, disusul Brasil sebagai nomor dua.

Kendati demikian, sejumlah pemimpin di dunia, terutama AS dan Brasil, masih dianggap “meremehkan” pandemi virus corona oleh media-media barat.

Presiden AS, Donald Trump

Presiden AS Donald Trump me-retweet beberapa unggahan penganut teori konspirasi yang mengklaim jumlah korban tewas telah dibesar-besarkan.

Dilansir dari The New York Times, Trump me-retweet sejumlah unggahan pada Sabtu (29/8/2020) dan Minggu (30/8/2020) pagi.

Sejumlah unggahan tersebut menyatakan jumlah kematian sebenarnya akibat virus corona itu hanya sekitar 9.000 karena banyak dari mereka yang meninggal juga memiliki masalah kesehatan lain dan sebagian besar berusia lanjut.

Faktanya, para ahli mengatakan bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan oleh pemerintah AS mungkin bisa lebih rendah dari angka kematian yang sebenarnya.

Setidaknya ada 370 kematian virus korona baru dan 33.239 kasus baru dilaporkan di Amerika Serikat pada Minggu, menurut database yang dikelola oleh The New York Times.

Twitter menghapus salah satu tweet yang di-retweet oleh Trump.

Trump juga me-retweet pesan yang menyerukan agar Gubernur New York, Andrew M Cuomo, dipenjara karena tingginya angka kematian akibat virus corona di panti jompo di negara bagian itu.

Cuomo menanggapi di umpan akun Twitter-nya beberapa jam kemudian, menunjuk pada kegagalan pemerintahan Trump untuk mengatasi pandemi.

“Gedung Putih tidak belajar apa-apa dari Covid-19. Ancaman nasional membutuhkan kepemimpinan nasional. Sudah 6 bulan tanpa strategi nasional untuk menguji atau menyembunyikan mandat,” tulis Cuomo.

Dia menambahkan hanya pemerintah federal yang memiliki kekuatan untuk berperang melawan Covid-19 namun mereka gagal dan menyebabkan negara menderita.

Selain itu, Trump kerap kali melontarkan pernyataan yang kontroversial tentang virus corona seperti menyebutnya sebagai flu biasa dan menuduh WHO adalah boneka China.

Trump juga membuat pernyataan misinformasi seperti penyuntikan disinfektan ke tubuh dan menyarankan meminum obat anti-malaria setiap hari.

Pada awal Agustus, Trump berkeras bahwa kasus virus corona yang terjadi di negaranya "masih rendah di seluruh dunia".

Dalam wawancara dengan jurnalis Axios Jonathan Swan, sang presiden memberikan grafik dan chart bahwa kasus Covid-19 di AS rendah.

"Lihat, AS terendah dalam berbagai kategori. Kita terendah di dunia, terendah di Eropa," ujar Trump dan membuat Swan mengernyit.

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pada akhir Agustus memohon kepada para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka jika sekolah dibuka kembali di Inggris.

Dilansir dari Mirror, Johnson menyatakan bahwa risiko penularan Covid-19 kepada anak-anak "sangat kecil".

Johnson sebelumnya dikabarkan terinfeksi virus corona. Dia menyatakan positif terjangkit virus corona melalui video yang diunggah di Twitter pada akhir Maret tepatnya pada 27 Maret.

Gejala yang dialaminya saat itu ringan, sedikit demam, dan batuk yang frekuentif selama 24 jam. Pada 6 April, eks Wali Kota London itu dirawat di rumah sakit, pada hari ke-10-nya mengidap Covid-19.

Sehari berselang, ia dirawat di unit perawatan intensif (ICU) karena kondisinya memburuk. Menteri Luar Negeri Dominic Raab kemudian ditunjuk sebagai PM sementara.

Kondisi Johnson langsung membaik dalam semalam. Ia dikabarkan menerima perawatan oksigen standar, tetapi tidak memakai ventilator.

Pada 12 April, Johnson diizinkan pulang dari rumah sakit dan melanjutkan perawatan di kediaman resminya.

Sky News mengabarkan Johnson dinyatakan negatif virus corona setelah menjalani tes sebelum meninggalkan rumah sakit.

Johson sempat meminta agar seluruh sekolah kembali dibuka pada awal September. Akhirnya, sejumlah sekolah di Inggris kembali dibuka pada awal September ini.

Sementara itu, Partai Buruh memperingatkan bahwa akan ada “kekacauan” karena pemerintah membuat kebijakan pembukaan kembali sekolah dengan risiko yang tidak bisa dianggap remeh.

Bahkan Menteri Pendidikan Inggris Gavin Williamson sempat mengusulkan agar masuk sekolah mungkin akan kembali "diwajibkan" dan bagi keluarga yang tidak mematuhinya mungkin akan mendapat denda.

Hal itu mendapatkan kritikan keras dari Partai buruh. Ketua Partai Buruh Keir Starmer menuduh pemerintah tak becus dalam pembukaan kembali sekolah.

Starmer menambahkan bahwa keputusan tersebut juga "kurang perencanaan" sebagaimana diwartakan oleh Metro.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyatakan bahwa dia terinfeksi virus corona dengan status tanpa gejala dan berhasil mengalahkannya pada akhir Juli.

Dalam pernyataan yang disampaikan di pertemuan militer, Lukashenko, yang sering meremehkan wabah ini, mengklaim tetap bekerja selama terinfeksi.

"Hari ini, kalian melihat orang yang berhasil selamat dari virus corona," jelas Alexander Lukashenko dilansir BELTA via Deutsche Welle Selasa (28/7/2020).

Presiden Belarus sejak 20 Juli 1994 itu menuturkan, dokternya melaporkan hasil pemeriksaan di mana dia dinyatakan tertular tanpa gejala.

Dia mengatakan bahwa 97 persen populasi bekas pecahan Uni Soviet itu tertular Covid-19 tanpa menunjukkan gejala. "Syukurlah saya bisa melaluinya," klaimnya.

Ketika wabah virus corona itu menghantam Eropa pada April, Lukashenko adalah segelintir dari pemimpin yang meremehkan penyakit tersebut.

Alexander Lukashenko mengklaim, tidak akan ada warganya yang mati karena wabah itu. Dia menegaskan setiap kematian karena kondisi medis seperti penyakit jantung atau diabetes.

Sang Presiden Belarus juga menolak menerapkan lockdown, dengan alasan karantina wilayah untuk mencegah penularan hanya akan menghancurkan ekonomi.

Lukashenko mengklaim ketakutan akan Covid-19 merupakan "psikosis", dan memerintahkan rakyatnya minum vodka, berendam di sauna, atau bermain hoki es untuk sembuh.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan pada Senin (31/8/2020) bahwa tidak ada satu orang pun yang akan diwajibkan disuntik vaksin virus corona jika sudah tersedia.

Hal itu membuat Bolsonaro dicitrakan sebagai pemimpin yang semakin meremehkan Covid-19 sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (1/9/2020).

Komentar itu muncul setelah pemerintah mengalokasikan jutaan dolar untuk pembelian dan produksi vaksin virus corona di masa depan.

"Tidak ada yang bisa memaksa siapa pun untuk mendapatkan vaksin," katanya menanggapi pertanyaan dari seorang pendukung dalam sebuah video yang diunggah di media sosial.

Beberapa bulan terakhir, penyebaran virus corona di Brasil semakin masif dibandingkan sebelum-sebelumnya.

Selain itu, posisi Menteri Kesehatan Brasil saat ini dipegang oleh Eduardo Pazuello, seorang mantan Jenderal Angkatan Darat, yang diangkat sementara pada 16 Mei lalu.

Sudah lebih dari 3 bulan berlalu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro belum menunjukkan tanda akan mengangkat secara resmi atau mengganti posisi yang dijabat Pazuello.

Melansir CNN, baik Kementerian Kesehatan dan Kantor Presiden menolak berkomentar tentang rencana untuk mengganti atau secara resmi menunjuk Pazuello sebagai Menteri Kesehatan.

Tidak ada kementerian lain yang memiliki menteri yang berstatus sementara selama itu, dalam pemerintahan Bolsonaro sebelumnya.

Untuk sebagian pihak, sikap istimewa Bolsonaro terhadap seorang militer bukanlah hal yang aneh, jika menilik rekam jejak politik Bolsonaro yang telah memanfaatkan gerakan pro-militer dan populis di Brasil sebagai basis pendukungnya.

Pada awal pandemi virus corona, Bolsonaro mencemooh peringatan para ahli dan menggambarkan Covid-19 sebagai "flu ringan".

Dia melanggar aturan social distancing dan setelah tertular virus itu, mengklaim kesembuhannya terbantu dengan mengonsumsi hydroxychloroquine, yang menurut penelitian tidak efektif dan berbahaya.

Mendukung Bolsonaro, Pazuello menerbitkan pedoman penggunaan chloroquine dan hydroxychloroquine, sebagai tindakan dalam menghadapi Covid-19, hanya setelah 4 hari menjabat.

WHO mengkritik bahwa Pazuello telah mengabaikan jumlah korban tewas dan fokus pada jumlah kasus yang pulih.

"Kami termasuk di antara negara-negara terkemuka dunia dalam hal pasien yang pulih," kata Pazuello saat itu seraya menambahkan bahwa 2 juta orang Brasil telah selamat dari Covid-19.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/02/134655770/6-bulan-pandemi-virus-corona-sikap-para-pemimpin-dunia-ini-jadi-sorotan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke