Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majalah Charlie Hebdo Umumkan Bakal Cetak Ulang Karikatur Nabi Muhammad

Kompas.com - 02/09/2020, 06:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

PARIS, KOMPAS.com - Majalah satir Perancis Charlie Hebdo menyatakan, mereka bakal mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad untuk menandai dimulainya sidang penyerangan 2015.

Mereka mengumumkan bakal memunculkan lagi gambar yang menjadi kontroversi itu, ketika sidang terhadap tiga pelaku serangan digelar.

Beberapa dari kartunis Charlie Hebdo itu termasuk dalam 12 korban tewas ketika Said dan Cherif Kouachi menyerang pada 7 Januari 2015.

Baca juga: Pelaku Teror Charlie Hebdo Ditangkap Saat Hendak Pergi Bergabung dengan ISIS

Kouachi Bersaudara dan satu pelaku lainnya, di mana dia membunuh lima orang dalam serangan selama 48 jam itu, ditembak mati oleh polisi.

Dilansir Sky News Selasa (1/9/2020), sebanyak 14 dari terduga komplotan mereka bakal menjalani sidang pada Rabu waktu setempat (2/9/2020).

Dalam pernyataannya, Charlie Hebdo mengungkapkan bahwa keputusan mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad sangat diperlukan.

Mereka mengklaim, alasan untuk tidak melakukannya datang dari politisi maupun jurnalis yang mereka anggap begitu pengecut.

"Kami tidak akan pernah tunduk. Kami tidak akan pernah menyerah," ulas editor Laurent "Riss" Sourisseau dalam tulisannya.

Gambar kontroversial tersebut juga menampilkan salah satu momen ketika Nabi Muhammad mengenakan sorban berbentuk bom dengan sekering menyala.

Baca juga: Pemasok Senjata Serangan ke Charlie Hebdo, Paris, Ditangkap di Spanyol

Dalam editorial yang dipajang bersama gambar, majalah satir itu menerangkan bahwa gambar tersebut adalah "milik sejarah, dan tidak bisa dihapus atau ditulis ulang".

Majalah itu pernah menggunakan gambar yang sama pada 2006 silam, atau sekitar satu tahun setelah karikatur itu diunggah sebuah harian Denmark.

Terdapat peringatan dari kelompok ekstremis di internet. Bagi Muslim, penggambaran Nabi sudah merupakan bentuk penistaan agama.

Keputusan redaksi menerbitkan ulang kartun itu menuai polemik. Di satu sisi, ada yang membela dengan menyatakan mereka hanya melindungi kebebasan berekspresi.

Baca juga: Rentetan Serangan di Perancis Sejak Insiden Berdarah Charlie Hebdo

Tapi di sisi lain, ada juga yang memandangnya sebagai provokasi dari majalah yang dikenal melakukan serangan satir terhadap agama.

Dalam kicauannya, Dewan Perancis untuk Keimanan Muslim mengatakan, meski tidak menyukai, mereka tidak membenarkan jika direspons dengan kekerasan.

Pada 20017, pengadilan "Negeri Anggur" kenolak tuduhan sebuah kelompok bahwa publikasi itu merupakan kebencian terhadap Muslim.

Sebabnya adalah sebuah karikatur dari Charlie Hebdo yang menyebut bahwa semua Muslim merupakan teroris.

Baca juga: Karikaturis Charlie Hebdo Berhenti Gambar Nabi Muhammad

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com