PORT LOUIS, KOMPAS.com - Dua awak kapal tunda yang terlibat dalam pembersihan tumpahan minyak di laut Mauritius, tewas pada Senin (31/8/2020) ketika kapal mereka bertabrakan dengan kapal tongkang dalam cuaca buruk.
"Sungguh tragis kami kehilangan 2 awak kapal tunda, sementara 2 lainnya masih hilang," kata Perdana Menteri Pravind Jugnauth pada Selasa seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (1/9/2020).
Empat anggota kru lainnya diselamatkan dengan helikopter dan 2 lainnya masih hilang, kata Mahend Gungapersad, seorang anggota parlemen dari oposisi Partai Buruh, kepada kantor berita Reuters.
Baca juga: Tumpahan Minyak di Mauritius, Ribuan Orang Berdemo di Port Louis
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menemukan mereka, dengan segala cara kami dan dengan bantuan para nelayan di daerah itu," kata Jugnauth sambil menyampaikan "simpati kepada keluarga" para pelaut yang terbunuh.
MV Wakashio, kapal curah Jepang, menghantam terumbu karang di lepas pantai negara kepulauan Samudra Hindia itu pada Juli, menumpahkan ribuan ton minyak mentah ke laut dan mencemari kehidupan laut di laguna yang masih asri.
Baca juga: Banyak Lumba-lumba Mati Pasca Minyak Tumpah, Ribuan Orang Berdemo di Mauritius
Menurut Gungapersad, kapal tunda dan tongkang mengirimkan sinyal bahaya antara pukul 7:30 dan 8 malam pada Senin.
Kapal tunda terbalik setelah tabrakan. Kedua kapal itu memindahkan bagian-bagian yang dapat diselamatkan dari lokasi tumpahan minyak ke pelabuhan.
Jugnauth mengatakan kapal tunda tersebut sedang mengangkut bahan bakar pada saat itu "tetapi tidak ada risiko kebocoran".
Baca juga: 25 Ekor Lumba-lumba Mati Terdampar Pasca Tumpahan 1.000 Ton Minyak di Pantai Mauritius
Dia berjanji akan menyelidiki kecelakaan itu.
Perdana menteri menghadapi kemarahan yang semakin besar terhadap penanganan pemerintahannya atas tumpahan minyak, yang telah menyebabkan kerusakan ekologis yang tak terhitung pada garis pantai yang dilindungi yang menopang ekonomi pulau itu.
"Insiden ini akan menambah kemarahan yang ada," kata Gungapersad, merujuk pada protes akhir pekan atas penanganan operasi untuk menahan tumpahan minyak dan kematian puluhan lumba-lumba di daerah itu.
Baca juga: Bencana Minyak Tumpah Mauritius, Hewan Laut Mulai Mati
"Kami mengalami tumpahan minyak, lalu kami mengalami kematian lumba-lumba dan sekarang 2 orang yang telah terbunuh," ujarnya.
Selain kematian lumba-lumba, tumpahan itu mengancam kerja puluhan tahun untuk melestarikan burung laut lokal dan spesies tanaman di cagar alam terdekat.
Diperkirakan 75.000 orang berbaris selama akhir pekan di ibu kota Port Louis, banyak yang berpakaian hitam dan menuntut jawaban dari pemerintah dalam demonstrasi publik terbesar dalam 40 tahun.
Baca juga: MV Wakashio Retak, Bencana Minyak Tumpah di Mauritius Bisa Makin Parah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.