Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Minyak Tumpah Mauritius, Hewan Laut Mulai Mati

Kompas.com - 12/08/2020, 12:21 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

PORT LOUIS, KOMPAS.com - Sukarelawan di Mauritius mendapati belut dan bintang laut mati dari perairan Mauritius yang ditumpahi minyak pada Selasa (11/8/2020).

Dilansir dari Reuters, Kapal MV Wakashio setidaknya telah menumpahkan 1.000 ton bahan bakar minyaknya ke perairan tersebut.

Kapal yang dimiliki Nagashiki Shipping dan dioperasikan oleh Mitsui OSK Lines tersebut menabrak terumbu karang di pantai tenggara Mauritius pada 25 Juli.

Namun, MV Wakashio baru mulai menumpahkan minyaknya pekan lalu. Hingga kini minyak dari lambung kapal tersebut masih bocor ke laut.

Sukarelawan mengatakan kepada Reuters bahwa terdapat cairan hitam pekat pada belut dan bintang laut yang mati.

Baca juga: MV Wakashio Retak, Bencana Minyak Tumpah di Mauritius Bisa Makin Parah

Mereka menambahkan kepiting dan burung laut kini sedang sekarat.

"Kami tidak tahu kondisi kapal itu sekarang, retakannya mungkin lebih lebar," ujar salah satu sukarelawan Yvan Luckhun.

Perdana Menteri Mauritius Pravind Jugnauth mengatakan pada Senin (10/8/2020) bahwa Kapal MV Wakashio masih menyimpan sekitar 2.000 ton minyak dan diperkirakan akan mengalami kerusakan lebih lanjut.

Jugnauth memperingatkan bahwa negara itu harus bersiap menghadapi kemungkinan yang paling terburuk.

Pemerintah Mauritius juga telah mengumumkan keadaan bencana lingkungan pada Jumat (7/8/2020) pekan lalu dan meminta bantuan internasional.

Baca juga: Tragedi Minyak Tumpah Terparah di Mauritius, Keadaan Darurat Lingkungan Diumumkan

Perancis menaggapi seruan Mauritius dan mengirimkan bantuan.

Direktur Konservasi di Mauritius Wildlife Foundation mengatakan, pada 2000 pemerintah Mauritius melarang pengambilan pasir di kawasan laguna untuk memulihkan ekologi perairan itu.

Belum sepenuhnya pulih, perairan Mauritius ditumpahi bahan bakar minyak dari MV Wakashio yang menabrak terumbu karang.

“Ada kemarahan dan beberapa kritik dari masyarakat sipil bahwa pemerintah mungkin terlalu mengulur waktu untuk merespons,” kata Tatayah.

Pasalnya, kapal tersebut dibiarkan teronggok begitu saja setelah menabrak karang selama dua pekan sebelum minyak mulai bocor.

Baca juga: Bencana Lingkungan, Ribuan Ton Minyak Tumpah di Mauritius Terlihat dari Luar Angkasa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com