Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Klaim Telah Temukan Vaksin Covid-19 di Tengah Kasus di Seluruh Dunia Tembus 20 Juta

Kompas.com - 12/08/2020, 10:51 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia klaim sebagai yang pertama menemukan vaksin Covid-19 di tengah kasus virus corona yang mencapai lebih dari 20 juta di seluruh dunia, membuat banyak dari ilmuan barat khawatir tentang pengembangannya karena durasi produksinya yang sangat singkat. Cemas, jika proses uji coba klinisnya tidak tuntas.

Rusia mengklaim pada Selasa (11/8/2020), bahwa negaranya telah mengembangkan vaksin virus corona pertama di dunia yang menawarkan "kekebalan berkelanjutan", ketika pandemi mendorong jumlah korban virus corona semakin meningkat hingga sampe menembus 20 juta di seluruh dunia.

Para ilmuwan Barat menyampaikan kekhawatirannya tentang kecepatan Rusia mengembangkan vaksin virus corona, yang mencerminkan ada kemungkinan pemangkasan proses pengembangan yang semestinya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa memperingatkan bahwa persetujuan apa pun terhadap vaksin virus corona asal Rusia akan memerlukan tinjauan data yang cermat untuk menunjukkan keamanan dan kemanjurannya.

Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko mengatakan bahwa uji klinis vaksin yang melibatkan beberapa ribu peserta akan terus berlanjut.

Baca juga: AS Pesan 100 Juta Calon Vaksin Corona dari Moderna, Rp 22 Miliar Digelontorkan

Melansir AFP pada Selasa (11/8/2020), Rusia berharap untuk memulai produksi pada September dan mulai memvaksinasi staf medis segera setelahnya.

Kirill Dmitriyev, kepala dana kekayaan kedaulatan Rusia yang membantu mengembangkan vaksin virus corona, mengatakan keraguan tentang vaksin adalah bagian dari "serangan media yang terkoordinasi dan diatur dengan hati-hati" yang dirancang untuk "mendiskreditkan" negara.

Justru Dmitriyev mengatakan bahwa 20 negara asing telah memesan lebih dari 1 miliar dosis.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa salah satu putrinya sendiri telah menerima inokulasi, yang dijuluki "Sputnik V", yang diambil dari satelit Soviet 1950-an.

"Saya tahu itu (vaksin virus corona) cukup efektif, memberikan kekebalan yang berkelanjutan," kata Putin tentang vaksin yang dikembangkan oleh lembaga penelitian Gamaleya bekerja sama dengan kementerian pertahanan Moskow.

Baca juga: Rusia Klaim Temukan Vaksin Corona Pertama, Menkes AS: Kami Tidak Terpengaruh

Perlombaan untuk mendapatkan vaksin virus corona semakin memanas karena negara-negara di seluruh dunia bersiap untuk mengendalikan datangnya kasus baru virus corona, ketika semua negara mencoba memulai memulihkan ekonomi yang dilanda tekanan akibat lockdown selama berbulan-bulan.

Menurut penghitungan AFP, jumlah infeksi yang dikonfirmasi di seluruh dunia telah melampaui 20,1 juta, dengan hampir 737.000 kematian, dengan jumlah itu diperkirakan akan melampaui 750.000 dalam beberapa hari.

Tes sedang berlangsung

Di lain tempat, Indonesia mengatakan akan meluncurkan uji coba vaksin virus corona, Sinovac Biotech dari China, Tahap 3 kepada manusia.

Tahap 3 mengacu pada uji coba yang melibatkan sejumlah besar subjek uji manusia dan biasanya merupakan langkah terakhir sebelum persetujuan regulator.

Vaksin Sinovac, yang dijuluki CoronaVac, sudah diujicobakan pada 9.000 petugas kesehatan Brasil.

Baca juga: Ciptakan Vaksin Corona, Rusia juga Luncurkan Situs Resmi Vaksin Sputnik V

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com