Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Saat Nazi Kena Tipu Armada Abal-abal Ghost Army

Kompas.com - 01/09/2020, 19:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - 23rd Headquarters Special Troops Amerika Serikat (AS) menggunakan siasat tak biasa saat terjun ke medan tempur di Perang Dunia II.

Mereka menggunakan tipu muslihat dari perlengkapan syuting film untuk mengalihkan perhatian musuh, dan ternyata upayanya berhasil!

Para anggota pasukan itu bukan sekelompok pasukan komando elite, tapi ahli ilusi yang direkrut dari sekolah seni terkemuka AS.

Baca juga: Kisah Perang: Derita Tiada Tara Hibakusha, Penyintas Bom Atom Hiroshima-Nagasaki

Menurut laporan dari The Atlantic pada 22 Mei 2013, 23rd Headquarters Special Troops memang didesain untuk mengalihkan perhatian musuh.

Diceritakan History pada 29 Agustus 2018, unit yang dinamakan Ghost Army ini juga memberikan arti baru pada "seni perang".

Mereka tidak bertempur menggunakan senjata, tapi uniknya berperang dengan kreativitasnya.

Total 1.100 seniman, perancang lokasi dan mode, penulis, dan teknisi efek suara melakukan tipu muslihat yang mengalihkan perhatian pasukan Nazi dari operasi yang dilakukan Sekutu.

Cara ini terinspirasi oleh penipuan Inggris di Afrika Utara pada awal perang.

Baca juga: Kisah Perang: Lyudmila Pavlichenko, Sniper Wanita Paling Mematikan Berjuluk Lady Death

Ghost Army berpartisipasi dalam 21 misi di seluruh Eropa dari Juni 1944-Maret 1945.

Dipimpin Ralph Ingersoll mantan redaktur pelaksana majalah New Yorker, Ghost Army membodohi musuh dengan seolah-olah memiliki kendaraan lapis baja yang jauh lebih besar dengan 20.000 tentara.

Pekerjaan mereka dilakukan layaknya produksi film. Desainer kostum membuat seragam palsu, teknisi suara merekam efek suara yang menyerupai serangan tentara.

Sementara itu operator radio memberitakan serangan palsu dari divisi lapis baja.

Lalu salah satu yang paling menyita perhatian adalah armada militer yang berdiri gagah hanya dengan cara ditiup.

Ratusan tank karet, jip, truk, artileri, dan pesawat terbang dipompa dengan kompresor udara, tapi terlihat cukup asli untuk menipu pengintaian udara Nazi.

Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Napoleon Bonaparte, Penguasa Eropa dari Perancis

Tampilan laman resmi situs web Ghost Army, untuk mengabadikan dan mengapresiasi perjuangan mereka di Perang Dunia II.ghostarmylegacyproject.org Tampilan laman resmi situs web Ghost Army, untuk mengabadikan dan mengapresiasi perjuangan mereka di Perang Dunia II.
Para aktor mengenakan lencana palsu di seragam mereka, berjalan-jalan ke bar lokal di dekat garis depan. Mereka dengan percaya diri berbicara tentang manuver yang mengada-ada dan jenderal yang sebenarnya tidak ada.

Mereka tahu betul misinformasi itu akan sampai ke telinga mata-mata Nazi.

Ghost Army tidak melewatkan satu pun detail kecil. Mereka sampai menggunakan buldoser untuk membuat jejak palsu di sekitar tank karet.

Siasat Ghost Army ini bukannya tanpa risiko. Dari pantai Normandia hingga Sungai Rhine, mereka beroperasi dalam situasi berbahaya

Beberapa anggota juga ikut terjun ke D-Day dan membantu beberapa korban saat coba menyamarkan instalasi pantai.

Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Woodrow Wilson, Sosok di Balik Perjanjian Versailles

Selama berhari-hari di September 1944, unit tersebut berhasil menahan sebagian besar garis pertahanan Jenderal George Patton yang kekurangan personel, saat dia menyerang kota Metz yang dipagari benteng.

Tipuan terbesar Ghost Army adalah pada Maret 1945 saat meniru dua divisi lengkap yang terdiri dari 40.000 orang, menggunakan soundtrack pekerjaan konstruksi dan lebih dari 600 kendaraan tiup.

Tipuan itu membuat Nazi mundur dan memungkinkan Ghost Army menyeberangi Sungai Rhine yang sangat strategis.

Aksi tipu-tipu ini terus berlanjut sampai perang berakhir, karena keberadaan Ghost Army tetap dirahasiakan selama puluhan tahun. Kisah perjuangan mereka baru diungkap ke publik pada 1996.

Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Benito Mussolini, Diktator yang Penuh Ambisi

Selamatkan ribuan nyawa

Sebanyak 3 anggota Ghost Army tewas saat bertugas dan belasan lainnya terluka.

Menurut Rick Beyer yang memproduksi dan menyutradarai film dokumenter The Ghost Army pada 2013 dan ikut menulis buku tentang unit itu pada 2015, pahlawan perang tak terduga ini telah menyelamatkan ribuan nyawa tentara Sekutu, dengan mengalihkan perhatian musuh dari medan perang sebenarnya.

Sebagian besar veteran Ghost Army, termasuk perancang busana Bill Blass dan artis Ellsworth Kelly, telah meninggal dunia.

Hanya belasan pria di 11 negara bagian "Negeri Paman Sam" dan District of Columbia yang masih bertahan, menurut Beyer.

Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Winston Churchill, PM Inggris di Perang Dunia II

Dikarenakan jumlah personelnya yang terus menyusut karena usia, para pendukung RUU bipartisan mendorong pemberian salah satu penghargaan sipil tertinggi Amerika, yakni Congressional Gold Medal.

"Jumlah mereka tinggal sedikit, jadi adanya beberapa dari mereka yang masih hidup saat pengakuan itu diberikan sangatlah penting," ujar Robert Dahl yang mendiang ayahnya, Harold Dahl, bertugas di unit itu.

Ghost Army juga masuk dalam jajaran unit-unit Perang Dunia II yang diberi Congressional Gold Medal, bersama Native American Code Talkers, Women Airforce Service Pilot, the Monuments Men, dan Doolitle Raiders.

Selain mendapat penghargaan, momen-momen Ghost Army juga bisa disaksikan di layar lebar.

Produser film American Sniper termasuk aktor Bradley Cooper telah mendapat hak atas cerita Beyer untuk sebuah film.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Helen Gwynne-Vaughan menjadi Komandan Wanita Pertama dalam Perang Dunia I


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com