Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Negara Tak Boleh Berpura-pura

Kompas.com - 01/09/2020, 11:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan bahwa tidak ada negara yang dapat berpura-pura bahwa pandemi virus corona seolah-olah telah berakhir.

Ghebreyesus, mengungkapkan pemahamannya atas rasa frustrasi yang semakin meningkat karena orang-orang harus selalu berurusan dengan pembatasan selama delapan bulan karena pandemi virus corona.

“Kami memahami bahwa orang-orang lelah dan rindu untuk melanjutkan hidup mereka. Kami memahami bahwa negara ingin masyarakat dan ekonominya berjalan kembali,” kata Ghebreyesus di Jenewa, Swiss.

Ghebreyesus menekankan bahwa WHO mendukung upaya penuh negara untuk membuka kembali perekonomian dan kehidupan masyarakatnya sebagaimana dilansir dari The Guardian, Selasa (1/9/2020).

Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Seluruh Dunia Akan Diterima WHO Pekan Depan

“Tetapi kami ingin melihat (pembukaan) dilakukan dengan aman,” sambung Ghebreyesus.

Dia menambahkan jika negara-negara di seluruh dunia ingin membuka diri, mereka juga harus serius menekan penyebaran virus dan menyelamatkan nyawa rakyatnya.

Baginya, membuka diri tanpa memiliki kendali adalah resep dari datangnya bencana.

Ghebreyesus juga mempermasalahkan pendapat yang disuarakan oleh beberapa orang bahwa angka kematian yang tinggi tidak terlalu menjadi perhatian kalau mereka adalah lansia.

Baca juga: WHO: Anak di Atas 12 Tahun Wajib Pakai Masker, di Bawah 5 Tahun Jangan Pakai

“Menerima seseorang yang mati karena usia adalah kebangkrutan moral tertinggi, dan kita tidak boleh membiarkan masyarakat kita berperilaku seperti ini,” sambung dia.

Ketika ditanya mengenai aksi demo yang menentang pembatasan karena Covid-19, Ghebreyesus mendesak pemerintah untuk berdialog dengan para demonstran.

Di sisi lain, WHO juga menekankan kepada pengunjuk rasa bahwa mereka perlu memahami virus itu berbahaya.

“Virus itu nyata. Ini berbahaya. Itu bergerak cepat dan membunuh," sambung Ghebreyesus.

Baca juga: WHO Berharap Pandemi Virus Corona Berakhir Kurang dari 2 Tahun

Berbicara tentang protes yang lebih luas, Kepala Kedaruratan WHO, Michael Ryan, menunjukkan bahwa epidemi dan keadaan darurat menciptakan emosi yang kuat.

Sehingga menjadi sulit bagi mereka untuk menerima penerapan tindakan dan peraturan.

“Hal terpenting yang harus dilakukan adalah melakukan dialog dengan kelompok itu,” kata Ryan.

Baca juga: WHO: Eropa Tak Perlu Lockdown Lagi untuk Tangani Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com