Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, Indonesia Akan Kebagian Jatah Vaksin Corona dari Australia

Kompas.com - 20/08/2020, 20:55 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Australia Scott Morrison berjanji untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 ke negara Pasifik dan beberapa negara di Asia Tenggara, jika Australia berhasil mengembangkan pasokan vaksin yang terbukti manjur.

Pemerintah Australia mengaku telah membuat kesepakatan dengan perusahaan obat yang berbasis di Inggris, AstraZeneca, untuk memproduksi vaksin secara lokal yang saat ini sedang diujicobakan di Universitas Oxford.

Pada Rabu (19/8/2020) PM Morrison mengatakan, jika vaksin sudah tersedia maka akan digratiskan dan diwajibkan kepada seluruh warga di Australia.

Baca juga: Vaksin Corona di AS Tak Akan Diwajibkan ke Semua Orang, Ini Alasannya

Namun di malam hari, ia mengubah pernyataannya dengan mengatakan vaksin tidak akan diwajibkan dan tidak akan ada yang dipaksa untuk disuntik.

"Tidak ada mekanisme untuk menjadi wajib … maksud saya, kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mendapatkannya," ujarnya PM Morrison dalam wawancara dengan Radio 2GB Sydney.

Jika uji coba klinis vaksin berhasil dan dapat meningkatkan produksinya secara lokal, Pemerintah Australia juga berencana untuk menyalurkannya kepada negara-negara tetangganya.

Baca juga: Paus Fransiskus Meminta Negara Kaya Tidak Menimbun Vaksin Covid-19

PM Australia Scott Morrison menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Joko Widodo dan seluruh warga Indonesia.TWITTER @ScottMorrisonMP via ABC INDONESIA PM Australia Scott Morrison menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Joko Widodo dan seluruh warga Indonesia.
Menawarkan ke Indonesia

PM Morrison mengatakan dia telah membahas rencana vaksin tersebut dengan Presiden Joko Widodo saat terakhir kali mereka berbicara.

Dalam penjelasannya ia mengatakan, sudah memberikan sinyal jika Australia mungkin juga akan meluncurkan vaksin ke negara-negara Asia Tenggara lainnya yang tertarik untuk menerimanya.

"Kita punya peran di regional selain di dalam negeri dan kita akan memenuhi tanggung jawab tersebut," ujarnya.

Baca juga: Kim Jong Un Beri Ucapan Selamat HUT Ke-75 Indonesia

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan, pemerintah dapat menggunakan fasilitas milik perusahaan bioteknologi CSL untuk memproduksi vaksin, baik untuk Australia maupun negara-negara lain di kawasan.

"CSL memiliki fasilitas produksi vaksin di Melbourne dan perusahaan mana pun yang membawa vaksin masuk ke pasar, akan membutuhkan fasilitas produksi tambahan di seluruh dunia," ujarnya.

"Dan kita dapat memproduksi untuk Australia, untuk Selandia Baru, dan untuk wilayah Pasifik Selatan, untuk membantu orang lain."

Sumber dari Pemerintah Federal mengatakan, masih terlalu dini untuk memperkirakan biaya peluncuran vaksin tersebut nantinya, dan perlu waktu untuk berdiskusi dengan negara-negara Asia Tenggara untuk mengetahui apakah mereka tertarik untuk menerima vaksin dari Australia.

Baca juga: Remaja Australia Sengaja Bunuh Anak Kucing untuk Dipamerkan di Media Sosial

Pandemi virus corona telah berdampak secara ekonomi di kawasan Pasifik yang banyak ketergantungan dengan sektor pariwisata.FACEBOOK FIJI GOVERNMENT via ABC INDONESIA Pandemi virus corona telah berdampak secara ekonomi di kawasan Pasifik yang banyak ketergantungan dengan sektor pariwisata.
Perlu dana baru untuk bantu menyalurkan

Kelompok penyaluan bantuan luar negeri menyambut baik rencana yang diungkapkan PM Morrison, tapi mereka mendesak pemerintah Australia meningkatkan jumlah bantuan untuk mendanai peluncuran vaksin, ketimbang memotongnya dari anggaran bantuan yang sudah ada.

"Program kerja sama pembangunan dari Australia telah membuat jaringan untuk membantu meluncurkan vaksin ini ke kawasan Asia Pasifik. Tetapi kami telah mencapai akhir dari penggunaan anggaran bantuan," kata Marc Purcell, CEO dari lembaga Australian Council for International Development.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com