Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuasaan Hezbollah yang Memicu Keruntuhan Lebanon

Kompas.com - 20/08/2020, 07:33 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sementara, para donor Barat telah menginisiasi untuk Lebanon melakukan reformasi sistem pemerintahan dengan menyatakan tidak akan memberikan jaminan bantuan ke Lebanon, tanpa adanya reformasi mendasar di sistem pemerintahan yang dinilai korup.

Mohanad Hage Ali, rekan di Carnegie Middle East Center, mengatakan Hezbollah telah “gagal total” untuk memenuhi janji pemilihannya untuk memerangi korupsi.

“Mereka benar-benar tidak menyampaikan apa pun atas janji ini. Nyatanya, kampanye antikorupsi mereka sekarang menjadi lelucon populer,” kata Ali.

“Seperti halnya dengan sebagian besar kelas politik ini (di Lebanon), Hezbollah tidak berada dalam posisi yang lebih lemah daripada saat ini,” katanya.

Gerakan Syiah, yang bertindak sebagai ujung tombak Teheran dalam perang saudara di Suriah dan di seluruh wilayah, juga menghadapi kemarahan publik atas ledakan di pelabuhan Beirut yang membuat negara itu trauma.

Ledakan apa yang dikatakan pihak berwenang dipicu dari kurang lebih 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan dengan tidak aman, telah membuat warga geram karena kelalaian, ketidakmampuan, dan kelambanan pemerintah dalam menyikapi barang simpanan.

Hezbollah bukan hanya kekuatan dominan di Lebanon, tetapi juga dipandang sebagai pelindung kelas politik korup yang telah menjatuhkan Lebanon.

“Apa yang Hezbollah tidak mengerti tentang ledakan pelabuhan, teriakan, protes, adalah bahwa orang-orang melihatnya sebagai manifestasi terbaru dari elit korup dan mereka menganggap Hezbollah bertanggung jawab untuk menjaga elit ini,” kata Gerges.

Baca juga: Benarkah Hezbollah Tidak Terlibat dalam Ledakan Dahsyat di Lebanon?

"Hezbollah kehilangan narasi di Lebanon," imbuhnya.

Banyak orang Lebanon, termasuk beberapa orang Kristen yang pernah mendukung Hezbollah, telah berbalik melawan kelompok tersebut. Meski pun, mereka tidak bertanggung jawab atas krisis ekonomi yang telah menumpuk selama bertahun-tahun di bawah pemerintahan sebelumnya.

Prioritas yang berbeda

Suasana berubah setelah Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah memberikan pidato di televisi yang menyangkal tanggung jawab atas ledakan itu dan memperingatkan pengunjuk rasa, bahwa setiap serangan lagi terhadap sistem dan para pemimpinnya akan mendapat tanggapan yang kuat.

“Anda akan berharap dia menjangkau publik dengan mengatakan dia akan melakukan apa saja untuk mencari tahu apa yang telah terjadi, bahwa 'kita bersama orang-orang',” kata Gerges.

Namun, prioritas Hezbollah adalah geo-strategis daripada Lebanon-sentris.

Para analis memperkirakan Hezbollah khawatir perubahan fundamental pemerintahan di Lebanon dapat merusak kemampuannya untuk mempengaruhi sistem politik yang memungkinkannya mempertahankan senjata dan perjuangnya.

Akibatnya, Hezbollah menjadi penghambat di Lebanon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com