“Mereka ingin mempertahankan posisi kuat mereka di negara ini, mereka ingin mempertahankan senjata mereka, mereka ingin mempertahankan hak veto dalam proses pengambilan keputusan," ujar Gerges.
Baca juga: Pimpinan Hezbollah Bantah Keras Klaim Keterlibatannya dalam Ledakan Dahsyat di Lebanon
Sementara pada saat yang sama, Gergese menilai mereka ingin memberi tahu orang-orang bahwa mereka menentang korupsi dan mereka berbeda dari elit penguasa yang korup.
"Kontradiksi ini telah ditangkap dari Hezbollah,” kata Gerges.
Khalil Gebara, Senior Policy Fellow di Issam Fares Institute for Public Policy and International Affairs, mengatakan, “Setelah ledakan itu, jelas bahwa sistem politik juga hampir runtuh. Tujuan Hezbollah hari ini adalah untuk memperpanjang umur sistem politik orang Lebanon."
Meski pun, pengadilan tidak menemukan bukti keterlibatan langsung pimpinan Hezbollah, hakim mengatakan pembunuhan Hariri jelas merupakan tindakan terorisme yang bermotif politik.
Putusan pengadilan itu, kata para analis, kemungkinan akan memperburuk kesulitan Hezbollah, yang sudah ditetapkan oleh Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya sebagai kelompok teroris.
"Semakin banyak negara kemungkinan akan melihat Hezbollah sebagai organisasi teroris paramiliter," kata Gerges.
Ranstorp mengatakan bahkan sebelum putusan Hariri, suasana di Eropa dan Washington telah berbalik melawan Lebanon yang didominasi kepentingan Hezbollah, karena poros kekuatan Syiah yang telah dibangun Iran di Irak, Suriah, dan Lebanon.
Tantangan bagi Hezbollah datang karena Hezbollah dan pasukannya di Suriah secara teratur diserang oleh pesawat tempur Israel, dan milisi sekutu yang kuat di Irak, sehingga berada di bawah tekanan.
Sebagian besar analis mengatakan Hezbollah akan menunggu, dengan berharap waktu akan menguntungkannya, baik melalui presiden AS yang baru atau kemungkinan pemahaman baru antara Teheran dan pemerintahan Trump menjelang pemilihan November.
“Mereka ingin mempertahankan negara (Lebanon) seperti saat ini. Mereka tidak menginginkan negara yang kuat. Tetapi, mereka tidak ingin yang lemah terfragmentasi karena itu berarti lebih banyak tantangan bagi mereka," kata Hage Ali.
Baca juga: Israel Meningkatkan Pelatihan Perang melalui Pusat Medan Perang Virtual untuk Menghadapi Hezbollah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.