Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulan Perpanjangan Embargo Senjata Gagal, Iran Ejek AS Terisolasi

Kompas.com - 15/08/2020, 17:55 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran memuji hasil pemungutan suara Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menolak proposal AS untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran.

Iran mengejek AS dan menyatakan bahwa AS tidak pernah terisolasi sedemikian rupa hingga hasil pemungutan suara itu.

Dalam pemungutan suara Dewan Keamanan pada Jumat (14/8/2020), AS hanya mendapat dukungan dari Republik Dominika.

Sebelas anggota dari 15 anggota badan, termasuk Perancis, Jerman dan Inggris, abstain sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (15/8/2020).

Baca juga: PBB Tolak Perpanjangan Embargo Senjata Iran, AS Mengancam Balik

"Sejak 75 tahun berdirinya PBB, AS tidak pernah begitu terisolasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi di Twitter.

Mousavi menambahkan terlepas dari kedigdayaannya, AS hanya mampu menggerakkan satu negara kecil untuk mendukung proposal yang diajukan itu.

Dia juga mengatakan upaya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk menggalang dukungan bagi resolusi AS gagal total.

Embargo penjualan senjata konvensional terhadap Iran sedianya akan berakhir pada 18 Oktober di bawah ketentuan resolusi yang menaungi kesepakatan nuklir Iran.

Baca juga: Negara Teluk Arab Sepakat, Minta PBB Perpanjang Embargo terhadap Iran

Menanggapi hasil pemungutan suara tersebut, Perwakilan Iran untuk PBB Majid Takht-Ravanchi menunjukkan bahwa Dewan Keamanan PBB menolak segala bentuk doktrin untuk kepentingan suatu negara.

“AS harus belajar dari musibah yang menimpanya. Upaya perpanjangan sanksi adalah ilegal, dan ditolak oleh komunitas internasional,” tambah Majid.

Assed Baig dari Al Jazeera melaporkan dari Teheran bahwa Iran menganggap hasil pemungutan suara itu sebagai kemenangan diplomatik atas AS.

Baig menambahkan bahwa Teheran akan bereaksi keras jika embargo senjata diperpanjang.

Baca juga: Dikecam karena Masih Ingin Embargo Iran, AS: Trump Punya Hak Prerogatif

"Presiden Iran Hassan Rouhani telah menjanjikan tanggapan yang destruktif jika embargo senjata diperpanjang. Menteri Luar Negeri Javad Zarif mengatakan pendekatan AS tidak masuk akal dan tidak dapat diprediksi," kata Baig.

Menjelang pemungutan suara, Iran memperingatkan AS setelah mengedarkan resolusi yang akan memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Iran tanpa batasan waktu.

Rouhani mengatakan bahkan akan ada "konsekuensi" jika Dewan Keamanan PBB mendukung resolusi AS tersebut.

Baca juga: Arab Saudi Minta Sikap Tegas Internasional soal Embargo Senjata Iran

"Kami memiliki harapan besar bahwa AS akan gagal, dan menyadari kegagalannya dan melihat keterasingannya," kata Rouhani dalam pertemuan kabinetnya yang disiarkan televisi pada Rabu (12/8/2020).

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018. Hal itu semakin meningkatkan ketegangan antara kedua rival lama tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com