Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Caplok Tepi Barat, PM Israel: Ditunda, Bukan Dibatalkan

Kompas.com - 14/08/2020, 12:53 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Aljazeera

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan tidak ada perubahan rencana tentang aneksasi Tepi Barat meski ada kesepakatan dengan Uni Emirat Arab.

Melansir Aljazeera, Netanyahu mengatakan dirinya setuju untuk 'menunda' aneksasi wilayah Tepi Barat yang diduduki, sebagai bagian dari kesepakatan normalisasi dengan Uni Emirat Arab namun rencana itu tidak dihapus.

Israel dan UEA sepakat pada Kamis kemarin (13/8/2020) untuk menormalisasi hubungan diplomatik yang diperantarai oleh Amerika Serikat (AS), dengan Tel Aviv berjanji akan menghentikan aneksasi alias pencaplokan atas Palestina.

Baca juga: UEA Ambil Langkah Berani Menormalisasi Hubungan dengan Israel

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh 3 negara itu, dikatakan bahwa "Israel akan menangguhkan deklarasi kedaulatan" atas wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Namun, dalam pidato televisi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan tersebut, Netanyahu mengatakan dia hanya setuju untuk "menunda" aneksasi, dan bahwa dia tidak akan pernah "menyerahkan hak kami atas tanah kami".

"Tidak ada perubahan pada rencana saya untuk memperpanjang kedaulatan, kedaulatan kami di Yudea dan Samaria, dalam koordinasi penuh dengan Amerika Serikat," kata Netanyahu di Yerusalem, menggunakan nama alkitab untuk Tepi Barat yang diduduki.

Sementara itu, sebuah tweet dari pemimpin UEA menunjukkan bahwa negara Teluk itu memandang rencana aneksasi Israel sebagai suatu yang tidak akan dilakukan.

Baca juga: Trump Umumkan Perjanjian Damai antara Israel dan Uni Emirat Arab

"Sebuah kesepakatan dicapai untuk menghentikan aneksasi Israel lebih lanjut atas wilayah Palestina," tulis Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan di Twitter.

Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan dalam jumpa pers bahwa "sebagian besar negara akan melihat ini sebagai langkah berani untuk mengamankan solusi dua negara, memberikan waktu untuk negosiasi".

Namun, pihak Israel mengklaim teritorial Tepi Barat yang diduduki merupakan bagian dari tanah air bersejarah bagi orang-orang Yahudi.

Sebagaimana diuraikan dalam proposal Timur Tengah rancangan Trump yang kontroversial pada Januari lalu, Israel berencana untuk mencaplok sekitar 30 persen wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Proposal Trump telah memicu kemarahan global dan ancaman pembalasan terhadap Israel, termasuk dari Uni Eropa.

Baca juga: Gelar Perjanjian Damai dengan UEA, Israel Setuju Tak Caplok Tepi Barat

Palestina tolak kesepakatan Israel-UEA

Sementara Netanyahu menyambut 'era baru' antara Israel dan dunia Arab menyusul kesepakatan antara negeri itu dengan UEA, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, "dengan kuat menolak dan mengutuk" dan menyerukan pertemuan darurat Liga Arab.

Dalam sebuah pernyataan, Abbas menyebut kesepakatan itu sebagai "serangan" terhadap warga Palestina dan sebuah "pengkhianatan", termasuk mengklaim bahwa Yerusalem adalah ibu kota dari Palestina di masa depan.

Hamas, kelompok yang mengontrol jalur Gaza yang terkepung, menolak pakta Israel-UEA sebagai "hadiah untuk pendudukan dan kejahatan Israel" dan mengatakan bahwa hal itu "tidak berpihak pada rakyat Palestina".

Kementerian luar negeri Palestina mengatakan telah memanggil duta besarnya untuk UEA sebagai tanggapan atas kesepakatan itu, The Associated Press melaporkan pada Kamis malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com