Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Iran Buat Podcast untuk Lawan Anggapan 'Suami Pukul Istri Itu Biasa'

Kompas.com - 09/08/2020, 21:57 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Kaum perempuan di Iran kerap dihinggapi ketakutan jika berbicara tentang kekerasan dalam rumah tangga, namun kini ada sarana siniar atau podcast yang menyuarakan ketakutan mereka.

Suara Maryam (bukan nama sebenarnya) bergetar ketika dia menceritakan apa yang terjadi ketika sang suami memukulnya di depan orang banyak.

"Reaksi orang-orang seperti biasa saja melihat seorang pria memukuli istrinya. Tidak ada aturan hukum, tidak ada rumah perlindungan, dan bahkan polisi tidak bisa berbuat banyak. Beberapa keluarga juga bertingkah layaknya orang-orang modern dan mengatakan, 'Oh, ini masalah pribadi'."

Kisah Maryam ini jarang terdengar di negaranya di Iran, namun sejak ada podcast baru ini, lebih banyak perempuan yang berani untuk berbagi pengalaman mereka tentang kekerasan dalam rumah tangga.

Mereka termotivasi oleh Maryam untuk menggunakan media sebagai platform untuk mendobrak keheningan mereka, menantang tabu masyarakat tradisional.

"Menjadi Scheherazade," kata Maryam kepada teman-teman perempuannya - Scheherazade adalah Ratu Persia yang berbakat mengisahkan berbagai cerita untuk menunda hukuman mati terhadapnya, salah satu tokoh protagonis dalamkisahThe Thousand and One Nightsatau Kisah 1001 Malam.

Namun kisah-kisah hanya cerita rakyat, dan berakar dalam masyarakat yang sebagian besar mendorong kaum perempuan untuk tetap bungkam.

Baca juga: Perempuan Iran Pemrotes Aturan Hijab Dibebaskan dari Penjara

'Masalah keluarga'

Maryam, 34 tahun, bertemu dengan suaminya di perguruan tinggi tempat dia kuliah psikologi anak.

Dia menentang orang tuanya di Teheran untuk menikah dengan pria yang dia cintai, yang dia anggap sebagai pemikir liberal dan pembela hak-hak pekerja.

Namun hanya beberapa hari setelah pernikahannya dilangsungkan, dia menyadari ada sesuatu yang salah.

Dalam podcast dia menjelaskan tidak meminta bantuan orangtuanya karena soal "harga diri dan enggan untuk mengakui kekalahan."

Dia mengalami penganiayaan fisik dan mental sepanjang pernikahannya dan, yang membuat keadaan semakin buruk adalah orang-orang dibuat untuk percaya bahwa itu adalah kesalahannya sendiri.

Akhirnya, seperti banyak perempuan di Iran, Maryam pun terbiasa hidup dengan pepatah yang sudah lazim, "Seorang perempuan memasuki rumah seorang pria dengan gaun pengantin putih dan hanya pergi dengan kain putih."

Maryam mengatakan norma-norma sosial yang diterima secara luas inilah yang membuatnya tetap bertahan dalam pernikahan meski mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Orang-orang Iran secara tradisional adalah orang-orang yang sangat tertutup begitupun dengan masalah keluarga mereka masing-masing. Karena itu, kekerasan dalam rumah tangga telah menjadi endemik dan perempuan dianjurkan untuk tetap setia dan bersabar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com