Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan Hezbollah Bantah Keras Klaim Keterlibatannya dalam Ledakan Dahsyat di Lebanon

Kompas.com - 08/08/2020, 23:13 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

BEIRUT, KOMPAS.com - Pasca-ledakan dahsyat yang mengguncang Lebanon pada Selasa (4/8/2020), Hezbollah memberi respons di tengah penyelidikan tentang penyebab terjadinya bencana yang telah merenggut nyawa 100 orang lebih dan 5.000 orang luka-luka.

Masih terbuka dugaan apakah itu akibat kelalaian penyimpanan zat eksplosif atau dikarenakan adanya serangan dari lawan.

Pada Jumat (7/8/2020), Presiden Michael Aoun masih memperkirakan 2 kemungkinan penyebab tersebut. "Kelalaian atau campur tangan asing melalui rudal atau bom," ucap Aoun dikutip dari AFP.

Baca juga: Rakyat Jengah, Sebuah Petisi Mendesak agar Lebanon Diperintah Perancis

Melansir Al Jazeera pada Sabtu (8/8/2020), Pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah angkat suara mengenai tudingan keterlibatan pihak pasukan militannya, terhadap ledakan dahsyat yang terjadi di gudang pelabuhan Beirut, Lebanon.

Nasrallah membantah keras klaim pasukannya memiliki simpanan senjata di gudang itu yang memicu ledakan terjadi, dan ia mengatakan bahwa penyelidikan akan "mengungkapkan kebenaran" di balik ledakan mematikan itu.

"Kami tidak memiliki apa-apa di pelabuhan, tidak ada gudang senjata, atau depot rudal atau rudal atau senapan atau bom atau peluru atau amonium nitrat," kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan dalam televisi.

Baca juga: Ledakan Beirut, Presiden Lebanon Tolak Penyelidikan Internasional, Kenapa?

Lalu, ia menerangkan juga bahwa, "Orang-orang kami termasuk di antara mereka yang terluka dan tewas dalam ledakan itu."

Nasrallah meminta pertanggungjawaban dan mencatat bahwa ada "konsensus" untuk penyelidikan yang adil dan transparan.

"Siapapun yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban. Tidak ada yang boleh melindungi," katanya.

Baca juga: 60 Orang Masih Hilang Pasca-ledakan di Beirut, Lebanon

Sekretaris jenderal kelompok bersenjata itu mengatakan bahwa ledakan di Beirut adalah peristiwa luar biasa dalam sejarah modern Lebanon dan itu harus ditangani dengan serius.

"Semua personel dan institusi Hezbollah berada di bawah pengawasan negara bagian dan pemerintah kota," kata Nasrallah.

Mengenai ledakan dahsyat yang terjadi di pelabuhan Beirut, para pihak berwenang mengatakan, adanya kebakaran di pelabuhan memicu meledaknya 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan selama 6-7 tahun di gudang.

Baca juga: Protes Pecah Setelah Ledakan Mengguncang Ibu Kota Lebanon, Tuntut Pemerintah Mundur

Para warga Lebanon, kelompok advokasi, dan para kepala negara asing telah menyerukan penyelidikan internasional atas ledakan itu, guna memastikan ketidakberpihakan.

Namun, Aoun menolak inisiatif tersebut.

Ketika ditanya jurnalis dalam wawancara di televisi, apakah menurutnya penyelidikan internasional akan mengaburkan kebenaran, presiden menjawab "tentu saja".

Beberapa saat kemudian di akun Twitter-nya, Aoun menjelaskan pandangannya lebih lanjut.

"Tujuan di balik seruan untuk penyelidikan internasional atas masalah pelabuhan adalah untuk mengaburkan kebenaran," ucapnya.

Baca juga: Viral, Foto Momen Terakhir 3 Pemadam Kebakaran Sebelum Ledakan di Beirut, Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com