MAPUTO, KOMPAS.com - Otoritas pelabuhan Mozambik mengaku tak tahu apa-apa soal kapal bermuatan amonium nitrat, yang disebut menjadi awal penyebab ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon.
Bantahan itu diutarakan pada Kamis (6/8/2020), menyusul adanya laporan 2.750 ton amonium nitrat tiba di Beirut pada 2013 dari kapal berbendera Moldova.
Kapal itu berlayar dari Georgia dan hendak menuju pelabuhan di kota Beira, Mozambik.
Baca juga: Foto Sebelum dan Sesudah Ledakan Lebanon: Kapal Pesiar Terbalik, Dermaga Hancur
"Operator pelabuhan tidak mengetahui kapal MV Rhosus akan berlabuh di pelabuhan Beira," ujar otoritas pelabuhan Beira dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Dikatakan mereka, biasanya kedatangan kapal dari mana pun di pelabuhan "diumumkan oleh agen kapal kepada operator pelabuhan dari 7-15 hari sebelumnya."
Namun sebelumnya, seorang petugas senior yang enggan disebut namanya berkata ke AFP, tujuan kapal itu sebenarnya ke Zimbabwe atau Zambia.
Baca juga: Eks Kapten Kapal Rhosus yang Bawa 2.750 Ton Amonium Nitrat Kaget Soal Ledakan di Lebanon
"Meskipun tujuan kapal itu adalah pelabuhan Beira, tujuan akhir kargo itu bukan ke Mozambik tetapi Zimbabwe atau Zambia, karena amonium nitrat digunakan untuk bahan peledak di industri pertambangan."
Marine Traffic platform pelacak kapal menerangkan, kapal berbendera Moldova tiba di pelabuhan Beirut pada 20 November 2013 dan tidak beranjak dari sana.
Menurut firma hukum Lebanon Baroudi & Associates yang mewakili anak buah kapal (ABK), kapal MV Rhosus mengalami "masalah teknis".
Beberapa petugas keamanan berkata ke AFP, kapal itu berlabuh sementara di pelabuhan, tapi kemudian disita oleh pihak berwenang karena gugatan yang diajukan perusahaan Lebanon terhadap pemilik kapal.
Baca juga: Ledakan Lebanon, Kisah Heroik Perawat Selamatkan 3 Bayi yang Baru Lahir
Otoritas pelabuhan lalu menurunkan amonium nitrat dan menyimpannya di gudang pelabuhan yang kumuh dan dindingnya retak.
Kapal Rhosus tak lama kemudian tenggelam karena rusak, kata para petugas setempat.
Namun dalam surel yang dikirim seorang pengacara ke kapten kapal Rhosus Boris Prokoshev pada 2018, kapal itu dikatakan tenggelam "baru-baru ini".
Baca juga: Ledakan di Lebanon, Ini Daftar Hoaks dan Konspirasi yang Beredar di Media Sosial
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.