BEIRUT, KOMPAS.com - Ledakan masif terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa (4/8/2020) dengan kekuatan setara gempa bumi bermagnitudo 3,3.
Pemerintah setempat menyatakan, amonium nitrat berjumlah 2.750 ton menjadi penyebab insiden yang menewaskan setidaknya 135 orang dan melukai 5.000 lainnya.
Dilansir AFP Rabu (5/8/2020), berikut merupakan sejumlah fakta yang terhimpun berkenaan ledakan di Beirut, Lebanon.
Ledakan pertama terjadi di pelabuhan sekitar pukul 18.00 waktu setempat, di mana awalnya terjadi percikan kecil sebelum hantaman kolosal terjadi.
Seismolog memerkirakan, insiden yang merontokkan bangunan di sekitar lokasi kejadian mempunyai kekuatan setara 3,3 magnitudo gempa bumi.
Dalam berbagai video amatir yang beredar, nampak awalnya asap membubung di pelabuhan dengan beberapa percikan api bermunculan.
Tak lama kemudian, ledakan besar terjadi. Menciptakan jamur raksasa dengan gelombang kejutnya mengempaskan warga di sekitar lokasi.
Baca juga: Trump soal Ledakan di Beirut, Lebanon: Mungkin Itu Serangan, tapi...
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menerangkan, 2.750 amonium nitrat meledak yang disimpan di gudang, menciptakan "bencana di berbagai artian".
Bahan kimia seperti garam kristal tak berbau itu disebut menjadi "aktor" dari sejumlah kecelakaan industri selama beberapa dekade terakhir.
Jika dikombinasikan dengan bahan bakar seperti minyak, amonium nitrat bisa menjadi peledak yang banyak dipakai di industri konstruksi.
Namun, bahan tersebut juga menjadi bom rakitan, seperti yang dipakai dalam pengeboman Oklahoma City pada 19 April 1995, menyebabkan 168 orang tewas.
Dua pelaku, Timothy McVeigh dan Terry Nichols, menggunakan dua ton amonium nitrat dan dimasukkan ke dalam truk untuk diarahkan ke Gedung Federal Alfred P Murrah.
Sejak insiden itu, AS memperketat aturan kepemilikan, dengan gudang yang menyimpan hingga 2.000 pound akan masuk dalam target inspeksi.
Sementara di Uni Eropa, sejumlah negara anggota menerapkan ketentuan bahan itu harus dicampur dengan kalsium karbonat agar aman.
Baca juga: Buntut Ledakan di Beirut, Lebanon, Pejabat Pelabuhan Jadi Tahanan Rumah
Sumber dari pihak keamanan mengungkapkan, amonium nitrat dalam jumlah sangat besar itu masuk ke Lebanon melalui kapal berbendera Moldova pada 2013.