Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-China Kemungkinan akan Tinjau Ulang Kesepakatan Dagang

Kompas.com - 05/08/2020, 20:06 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pejabat senior Amerika Serikat (AS) dan China kemungkinan akan meninjau implementasi Kesepakatan Dagang Fase 1.

Keduanya mungkin akan saling mengeluh karena hubungan yang semakin menegang akhir-akhir ini.

Dilansir dari The Straits Times, Rabu (5/8/2020), peninjauan tersebut sedianya akan dilangsungkan pada 15 Agustus melalui video conference.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He sepertinya akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Baca juga: Targetkan China, AS dan Australia Cari Kerja Sama Militer Baru

Kesepakatan Dagang Fase 1 ditandatangi oleh kedua negara pada 15 Januari dan diaktifkan sebulan kemudian.

Rencana pertemuan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal.

Sementara itu Kantor Perwakilan Dagang AS dan Kementerian Keuangan AS tidak menanggapi permintaan komentar atas rencana tersebut.

Di bawah Kesepakatan Dagang Fase 1 China telah berjanji untuk meningkatkan pembelian barang-barang AS sekitar 200 miliar dollar AS (Rp 2.912 triliun) di atas level 2017, termasuk produk pertanian, manufaktur, energi, dan jasa.

Baca juga: Huawei Kian Terisolasi, China: AS Main Kotor

Tetapi China, yang terpukul oleh resesi global akibat virus corona, masih jauh di belakang target yang diperlukan untuk memenuhi target tahun pertamanya sebesar 77 miliar dollar AS (Rp 1.121 tiliun).

Impor barang pertanian lebih rendah dari level 2017, jauh di belakang peningkatan 50 persen yang dibutuhkan untuk memenuhi target 2020 sebesar 36,5 miliar dollar AS (Rp 531 triliun).

Beijing hanya membeli 5 persen dari produk energi yang dibutuhkan untuk memenuhi target Tahap 1 di tahun pertama sebesar 25,3 miliar dollar AS (Rp 368 triliun).

Salah satu pejabat yang familiar dengan rencana itu dan enggan disebutkan identitasnya mengatakan para pejabat China berharap untuk membahas masalah lain di luar pelaksanaan Kesepakatan Dagang Fase 1.

Baca juga: China: AS Rusak Stabilitas di Laut China Selatan

“Ini adalah tinjauan semi tahunan normal dan kebetulan terjadi pada saat hubungan terus memburuk. Tentu ada banyak hal yang perlu dibicarakan,” kata dia.

Duta Besar China untuk AS Cui Tiankai mengatakan pada Selasa (4/8/2020) bahwa selalu ada rencana untuk konsultasi tingkat tinggi dalam perjanjian tersebut dalam enam bulan.

"Jika mereka melakukan pertemuan seperti itu, saya kira itu akan sangat positif," kata Cui pada acara virtual yang disponsori oleh Forum Keamanan Aspen.

Baca juga: Menlu China: AS-China di Ambang Perang Dingin Baru

Trump telah mengancam untuk mengakhiri pakta perdagangan antara keduanya karena merebaknya virus corona.

Ketegangan kedua negara juga semakin meningkat akibat sanksi AS yang dijatuhkan kepada China karena Negeri “Panda” tersebut mengimplementasikan Undang-undang (UU) Keamanan Nasional terhadap Hong Kong.

Tensi kedua negara semakin meningkat karena baru-baru ini Trump menyerukan pemblokiran TikTok di AS kecuali jika perusahaan tersebut dijual ke pihak di luar China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com