Para dokter berbicara tentang kekurangan serius peralatan APD serta obat-obatan untuk mengobati eklampsia, dan pasokan darah yang diperlukan untuk mengantisipasi perdarahan selama proses persalinan.
"Ada staf perawat inti - sebagian besar perawat senior yang tidak bisa mogok. Tetapi mereka tidak mampu mengatasinya," kata dokter pertama.
Baca juga: China Waspada Kasus Impor Covid-19, Orang Afrika Jadi Sasaran Rasialisme
"Dokter berusaha, tetapi mereka sangat lelah. Dan dokter yunior tidak berpengalaman dalam hal mengidentifikasi komplikasi [selama kehamilan]."
Dalam sebuah pernyataan, Perhimpunan Ahli Obstetri dan Ginekologi Zimbabwe menggambarkan situasi di rumah sakit sebagai "kuburan," dan "sangat mengerikan".
"Perempuan-perempuan menderita dan kami percaya bahwa semua pemangku kepentingan, pemerintah, praktisi medis, masyarakat sipil, dan individu harus bertindak untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang tidak memiliki suara."
Ada ketegangan yang meningkat di Zimbabwe, dengan hiperinflasi yang mencekik ekonomi, dan protes terhadap Zanu-PF-partai yang telah menjalankan negara itu sejak kemerdekaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.