Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya dalam Semalam, Tujuh Bayi Tewas di Sebuah Rumah Sakit di Afrika

Kompas.com - 31/07/2020, 17:49 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Hanya dalam satu malam, tujuh bayi lahir meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Harare di Zimbabwe setelah perawatan yang penting dan mendesak ditunda karena masalah kepegawaian, sebut dua dokter yang mengonfirmasinya kepada BBC.

Perawat mogok di seluruh negeri karena kurangnya alat pelindung diri (APD) dan masalah lainnya. Bangsal bersalin pun kewalahan.

Seorang dokter mengatakan kematian pada Senin (27/07) malam itu adalah "puncak gunung es".

Sektor kesehatan baru-baru ini dilanda skandal pengadaan alat kesehatan untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Diduga kontrak bernilai jutaan dolar AS diberikan untuk membeli fasilitas kesehatan untuk penanganan Covid-19 dengan harga yang tidak sesuai. Dalam kasus itu menteri kesehatan telah dipecat karena tuduhan padanya.

Baca juga: Kasus Korupsi Dana Bantuan Membahayakan Masyarakat Afrika Selatan di Tengah Pandemi Covid-19

Peringatan: Gambar di bawah ini dapat mengganggu Anda

Dalam bocoran pernyataan pemerintah kepada dokter senior—yang menulis untuk menyampaikan keluhan dan mengancam aksi mogok—mengakui "tantangan" di rumah sakit, "peningkatan hasil yang buruk", dan kekurangan pasokan medis yang serius karena kurangnya mata uang asing.

Namun pemerintah mendesak staf medis "untuk mempertimbangkan kembali niat Anda untuk menarik layanan".

Seorang dokter mencuitkan tentang jasad tujuh bayi yang dibungkus kain hijau.BBC Indonesia/@DMAGOMBEYI Seorang dokter mencuitkan tentang jasad tujuh bayi yang dibungkus kain hijau.

Berulang setiap hari

Kematian di Rumah Sakit Harare pertama kali diterbitkan oleh Dr Peter Magombeyi, yang mencuit di akun Twitternya, "Masa depan kita telah dirampok, termasuk bayi-bayi yang belum lahir. Tolong hentikan penjarahan ini."

Dua dokter yang mengetahui langsung tentang situasi di Harare Central Hospital mengonfirmasi kepada BBC bahwa pada Senin malam delapan operasi sesar dilakukan. Tujuh orang bayi lahir meninggal.

"Ada intervensi sangat, sangat terlambat," kata seorang dokter, yang meminta identitasnya disamarkan karena tidak memiliki izin resmi untuk berbicara kepada media.

"Dua orang ibu membutuhkan operasi awal. Operasi lainnya dilakukan karena persalinan yang sulit, tetapi tidak dilakukan tepat waktu sehingga bayi meninggal, terjebak dalam panggul ibu mereka."

Baca juga: Stigma dan Mitos Sebabkan Orang Afrika-Amerika Rentan Terkena Covid-19

Dokter menggambarkan adegan "mengerikan" di dua rumah sakit utama Harare, dengan hanya sedikit perawat dan dokter yang bekerja karena aksi mogok.

Banyak klinik kecil di ibukota juga telah terdampak, atau ditutup, oleh aksi yang dimulai pada bulan Juni. Situasi ini mendorong banyak wanita hamil untuk datang ke Rumah Sakit Harare dan membanjiri bangsal bersalin.

"Ini bukan insiden yang terisolasi. Ini terulang setiap hari dan yang bisa kita lakukan hanyalah menyaksikan mereka mati. Ini adalah penyiksaan untuk keluarga, dan untuk dokter yunior," kata dokter kedua yang berbicara kepada BBC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com