TOKYO, KOMPAS.com - Di Jepang ditemukan banyak bangkai kapal misterius yang sering disebut sebagai "kapal hantu", dari Korea Utara yang hanyut tersapu ke perairan Jepang. Hasil identifikasi menyebutkan bahwa kapal-kapal tersebut adalah kapal penangkapan ikan "gelap".
Mulai pada 2017 ditemukan lebih dari 100 kapal Korea Utara mendarat di pantai Jepang dengan 35 mayat di dalamnya, dan sejak saat itu lebih banyak lagi kapal serupa ditemukan di sana.
Pada saat itu, penjaga pantai Jepang mengira kapal-kapal itu hanyut dan tersapu ke perairan Jepang karena cuaca buruk dan kondisi gelombang laut yang tinggi di perairan itu.
Baca juga: Sebanyak 110 Kontainer Limbah Beracun Dibuang Secara Ilegal di Malaysia
Melansir Daily Mail pada Jumat (25/7/2020), Global Fishing Watch menggunakan teknologi satelit untuk menganalisis lalu lintas laut di laut Asia timur laut pada 2017 dan 2018, dan menemukan ratusan kapal penangkapan ikan China berlayar di perairan Korea Utara.
Kapal China tampaknya memancing di sana secara ilegal, yang mendorong kapal-kapal Korea Utara yang tidak memiliki perlengkapan yang baik untuk melakukan pelayaran jarak jauh serupa di perairan yang memiliki gelombang tinggi, yaitu dari pantai Korea Utara ke perairan Rusia dan Jepang.
Berdasarkan hukum internasional, penangkapan ikan di Korea Utara adalah pelanggaran, tapi tampaknya tidak membuat gentar para penangkap ikan dari China.
Baca juga: Nasib Tragis Jutaan TKI Ilegal di Malaysia saat Pandemi, KBRI Kuala Lumpur Disorot
Laporan Global Fishing Watch, kapal China ditemukan di perairan Korea Utara pada 2017 sebanyak 900 dan pada 2018 sebanyak 700.
LSM ini mengatakan kapal-kapal China tersebut bisa menangkap lebih dari 160.000 metrik ton cumi terbang Pasifik yang berharga pada 2017 dan 2018, yang nilainya bisa mencapai lebih dari 440 juta dollar AS (Rp 6,4 triliun).
Jumlah tangkapan dari Korea Utara itu akan lebih dari jumlah gabungan tangkapan yang bisa dihasilkan di Korea Selatan dan Jepang, selama periode yang sama.
Baca juga: Nasib PRT Indonesia Ilegal di China, Tak Digaji hingga Punya 2 Anak
Seorang ilmuwan data senior di Global Fishing Watch dan penulis utama studi ini, Jaeyoon Park, mengatakan kepada CNN bahwa kapal-kapal Korea Utara yang hanyut itu berukuran 'sekitar sepertiga ukuran seluruh armada penangkapan ikan jarak jauh milik China.'
Menurut Park, penangkapan ikan di Korea Utara yang dilakukan China adalah kasus penangkapan ikan ilegal terbesar yang diketahui dilakukan oleh kapal-kapal yang berasal dari satu negara yang beroperasi di perairan negara lain.
Baca juga: AS Sebut China telah Melakukan Kegiatan Ilegal di Laut China Selatan
Kemudian, ia mengatakan terlalu berbahaya bagi para penangkap ikan Korea Utara untuk berlayar di perairan yang sama dengan kapal pukat China.
Itu sebabnya kapal mereka hanyut terdorong gelombang menuju perairan di Rusia dan Jepang, yang bisa menjelaskan mengapa beberapa kapal Korea Utara yang rusak muncul di pantai Jepang.
Para ahli yang bekerja pada penelitian ini, yang diterbitkan pada Rabu (22/7/2020) dapat melacak kapal menggunakan teknologi yang sekarang tersedia.
Baca juga: PBB: Pembunuhan Soleimani merupakan Tindakan Ilegal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.