Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Terikat Perjanjian, Iran Tegaskan Program Nuklirnya Jalan Terus

Kompas.com - 13/07/2020, 19:08 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan negaranya tidak akan terus menjalankan program nuklirnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Sayed Abbas Mousavi, mengklaim Iran membuat kemajuan yang stabil pada program nuklirnya sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency, Senin (13/7/2020).

Mousavi mengatakan program nuklir Iran bergerak maju di bawah naungan Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) sekaligus mengklaim sesuai dengan komitmen perlindungan pengawas nuklir PBB (IAEA).

Sebenarnya Iran meneken kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) dengan dukungan Rusia, Perancis, Inggris, China, dan Jerman pada 2015.

Di bawah kesepakatan nuklir, Iran diharuskan membatasi kegiatan nuklirnya dan mengizinkan inspeksi internasional atas lokasi nuklirnya, sebagai imbalan atas pencabutan sanksi ekonomi.

Baca juga: Fasilitas Nuklir Iran Natanz Terbakar, Israel Diduga Pasang Bom

Iran hanya diizinkan untuk menginstal 5.060 alat pengaya uranium atau centrifuge di fasilitas nuklir utamanya di Natanz sampai 2026.

Selain itu, persediaan uranium Iran juga dikurangi hingga 98 persen.

Namun, AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan tersebut pada Mei 2018. Tak cukup sampai di situ, AS juga kembali menerapkan sanksi kepada Iran.

Sejak saat itu, Iran secara bertahap mulai mengurangi komitmennya dari kesepakatan nuklir Iran 2015.

Pada Januari, Iran mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menganggap dirinya terikat oleh perjanjian ihwal pembatasan pada program nuklirnya.

Baca juga: Disorot karena Fasilitas Nuklir Iran Terbakar, Israel Buka Suara

Maka dari itu, Iran kembali ke skema pengayaan nuklir mereka sebelum 2015.

Dalam enam bulan terakhir, Iran secara bertahap meningkatkan pengayaan uraniumnya.

Otoritas Iran mengatakan bahwa tindakannya dapat disesuaikan kembali tergantung sejauh mana tindakan para penandatangan perjanjian nuklir 2015 menyelamatkan kesepakatan itu.

Pada Juni, IAEA merinci beberapa hal bahwa yang menyatakan bahwa Iran telah melampaui batas yang disepakati di bawah kesepakatan 2015.

IAEA juga berseru agar Iran dapat bekerja sama sepenuhnya atas penyelidikan badan tersebut ke dalam aktivitas nuklir yang tidak dilaporkan di dua lokasi nuklirnya.

Baca juga: Diduga karena Ledakan, Pabrik Centrifuge Iran Hangus Terbakar

Iran bereaksi tajam terhadap resolusi tersebut dan mengatakan tidak akan memberikan akses ke IAEA atas “tuduhan tidak berdasar” tersebut.

Sementara Iran mengklaim bahwa program nuklirnya "sepenuhnya bersifat damai", pemerintah AS mengatakan bahwa negara itu terlibat dalam proyek pengayaan uranium untuk menghasilkan senjata nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com