Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selidiki Asal-usul Covid-19 , WHO Kirim Tim Ahli ke China

Kompas.com - 11/07/2020, 07:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

JENEWA, KOMPAS.com - Delegasi tim ahli dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) berangkat ke China untuk menyelidiki asal-usul kemunculan virus corona yang memicu pandemi global, pada Jumat (9/7/2020).

Virus corona ini diyakini pertama kali muncul di pasar grosir di pusat kota Wuhan, China, pada akhir tahun lalu. 

Sementara, penyebarannya diyakini berasal dari antar-spesies hewan ke manusia.

Melansir Reuters pada Jumat (10/7/2020), dua pakar WHO, spesialis kesehatan hewan dan epidemiologi, pergi ke China untuk bekerja sama dengan para ilmuwan "Negeri Panda".

Baca juga: WHO Mengatakan Penyebaran Virus Corona Tidak Terkendali

Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan, WHO dan para ilmuwan China secara bersama-sama akan menentukan ruang lingkup dan jadwal penyelidikan virus corona.

"Mereka sudah berangkat, mereka adalah para ahli penelitian lapangan," kata Harris.

Pertemuan para perwakilan WHO ini akan melibatkan negosiasi dengan para ilmuwan China, termasuk akan membahas komposisi tim penilitian yang lebih lengkap.

Baca juga: WHO Bentuk Panel Independen Covid-19, Pakar: Jangan Jadi Calo

"Salah satu masalah besar yang membuat semua orang tertarik, dan menjadi alasan kami mengirim ahli kesehatan hewan, adalah untuk mengetahui apakah virus corona ditularkan melalui antar-spesies hewan ke manusia. Dan spesies apa yang menjadi mediatornya," kata Harris.

Harris mengatakan bahwa virus corona ada kesamaan dengan virus kelelawar, tapi masih perlu dipastikan lagi perbedaannya.

“Tetapi apakah ia melewati spesies perantara? Ini adalah pertanyaan yang kita semua harus jawab,” katanya.

Baca juga: WHO Cabang Rusia Sebut Kasus Infeksi Covid-19 Terus Meningkat Setiap Hari

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan, ada kemungkinan virus corona berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Namun pihak pemerintah AS, tidak menunjukkan bukti untuk dugaannya. Sementara itu, China telah dengan keras membantah dugaan pemerintah AS.

Para ilmuwan dan agen intelijen AS juga mengatakan virus corona itu muncul secara alamiah.

Baca juga: WHO Kirim Tim Pencari Pasien Pertama Covid-19 ke China

"Jika ada kekeliruan (penelitian kasus virus corona), dan kita mungkin tidak pernah tahu pasti, itu akan sangat sulit untuk mengungkapnya," kata seorang profesor di Georgetown Law di Washington DC, Lawrence Gostin.

Gostin mengatakan para peneliti mengahadapi tantangan besar dalam menyelidiki asal-usul virus corona sebagai formula untuk menanggulangi pandeminya.

Sebab, sejak pasar Wuhan ditutup setelah ada indikasi virus baru yang sekarang dikenal dengan nama Covid-19, tidak ada catatan independen, evaluasi atau investigasi terhadap potensi zoonosis.

“Jadi, akan sangat sulit untuk merunut ke awal mula kemunculan virus dan menyatukan hasilnya,” katanya.

Baca juga: Asal Muasal Virus Corona Akan Diselidiki Tim WHO di China Akhir Pekan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com