"Perusahaan kami menganjurkan hubungan keluarga tradisional, dan pasti tidak setuju dengan Lakhova. Kami percaya bahwa pelangi adalah sinar matahari setelah hujan, bukan bendera LGBT," kata Armen Beniaminov, yang adalah wakil presiden Chistaya Liniya.
"Sebagai kepala keluarga besar, saya secara terbuka memilih amandemen konstitusi secara khusus karena salah satu dari mereka membela nilai-nilai tradisional," katanya kepada kantor berita resmi RIA Novosti.
Klaim Lakhova bahwa es krim digunakan untuk mempromosikan homoseksualitas telah menyebabkan kegemparan di media Rusia.
Harian populer Moskovsky Komsomolets dengan sarkastik menyarankan bahwa pelangi sekarang harus dilarang muncul setelah hujan turun di Rusia, dan bahwa Kementerian Pertahanan dapat direkrut untuk melawan pelangi jahat apa pun.
"Kalau tidak, anak-anak akan melihat mereka!," surat kabar itu memperingatkan.
Seorang pengguna Twitter dengan bercanda menuntut agar penyebaran cahaya dilarang di Rusia karena "itu membuat sindiran homoseksual menjadi sinar matahari normal".
Wartawan Andrei Loshak mengambil pandangan yang jauh lebih serius tentang situasi ini, menuduh Putin mencoba menggunakan homofobia "sebagai alat populis yang efektif".
"Seseorang mengatakan kepadanya bahwa waktu telah berubah dan Rusia lebih menerima hak-hak gay, tulis Loshak di Facebook.
Jajak pendapat menunjukkan sikap yang meningkat terhadap hak-hak LGBT di Rusia.
Sebuah jajak pendapat pada tahun 2019 menunjukkan bahwa 47 persen orang Rusia mendukung hak yang sama untuk orang gay dan lesbian, dengan 43 persen yang lain menentangnya.
Baca juga: 78 Persen Warga Rusia Setuju Putin Berkuasa 16 Tahun Lagi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.