Tapi karena belum ada obat lain yang lebih baik, sekarang makin banyak dokter yang meresepkannya di India, dan meningkatkan permintaan di Delhi serta kota-kota "Negeri Bollywood" lainnya.
BBC menemukan keluarga lain yang harus membayar harga sangat tinggi untuk mendapatkan remdesivir.
Beberapa keluarga mengatakan, mereka sampai menghabiskan tabungan hidup untuk membeli obat, demi memberi harapan hidup bagi orang-orang yang mereka cintai.
Alasan utama dari melesatnya harga obat corona di pasar gelap adalah kesenjangan antara persediaan dan permintaan.
Baca juga: Jepang Setujui Remdesivir Dipakai sebagai Obat Virus Corona
Gilead Sciences yang berbasis di Amerika Serikat (AS), awalnya mengembangkan remdesivir untuk mengobati ebola.
Mereka lalu mengizinkan 4 perusahaan India yakni Cipla, Jubilant Lofe, Hetero Drugs, dan Mylon untuk memproduksinya di negara pimpinan PM Narenda Modi tersebut.
Namun baru satu dari empat perusahaan itu yang telah merilis produknya sejauh ini, yaitu Hetero.
Hetero telah mendistribusikan 20.000 dosis remdesivir ke lima negara bagian, dan kepada BBC mereka mengaku tidak tahu bagaimana "kebocoran" bisa terjadi.
"Kami belum memberikan obatnya ke distributor kami. Sesuai pedoman, kami secara langsung telah memasoknya ke rumah sakit," ujar wakil pimpinan penjualan Hetero, Sandeep Shahstri.
Ia menambahkan, pihaknya bekerja keras untuk memenuhi permintaan dan "pemasaran gelap seperti itu benar-benar mengecewakan".
Baca juga: Fauci Sebut Remdesivir Produksi Gilead Sciences Terbukti Signifikan Melawan Virus Corona
"Kami memahami rasa sakit keluarga. Mereka seharusnya tidak disuruh mencari sendiri obatnya. Kami yakin bakal meningkatkan produksi kami dalam beberapa hari ke depan dan situasinya akan menjadi lebih baik."
Sementara itu para apoteker mengatakan, mereka tidak memiliki persediaan obat itu.
"Seorang wanita meneleponku dari Hyderabad tadi malam. Ayahnya ada di rumah sakit Delhi - dia mengatakan akan membayar berapa pun untuk mendapatkan obat. Tapi tak ada yang bisa saya lakukan," ujar Rajeev Tyagi wakil presiden asosiasi farmasi di Ghaziabad, dekat Delhi.
Baca juga: Eksperimen Obat Covid-19 Remdesivir Gagal di Uji Klinis Acak Pertama
Rajiv Singhal Sekretaris Jenderal All India Chemists and Druggists Association yang memayungi para pemilik toko obat, menyangkal ada pemilik toko yang terlibat.
"Saya yakin tidak ada anggota kami yang terlibat dalam praktik seperti itu. Ini darurat kesehatan nasional dan saya jelaskan bahwa tindakan tegas akan diambil, jika ada yang ditemukan menjual obat-obatan itu secara ilegal," terangnya.