Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fauci Sebut Remdesivir Produksi Gilead Sciences Terbukti Signifikan Melawan Virus Corona

Kompas.com - 30/04/2020, 07:45 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pimpinan Lembaga Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), Dr Anthony Fauci membuat pernyataan di Gedung Putih setelah perusahaan pembuat obat Remdesivir, Gilead Sciences mengungkapkan bukti bahwa obat itu mampu menghentikan virus corona.

Fauci mengatakan sebagaimana dikutip oleh media Perancis, AFP, "Data menunjukkan bahwa remdesivir memiliki efek positif yang jelas dan signifikan dalam mengurangi waktu untuk pemulihan."

Dia juga menambahkan kalau remdesivir bisa menghalangi virus corona.

Seorang ilmuwan terkemuka AS yang mengawasi uji coba klinis besar-besaran terhadap anti-Virus yang sangat dinanti-nantikan itu, pada Rabu (29/4/2020) menyebut remdesivir terbukti mampu menghalangi atau memblokir virus corona.

Baca juga: Audrey Whitlock, Pemimpin Gerakan Anti-lockdown di AS, Terjangkit Covid-19

Sementara itu, NIAID diharapkan bisa merilis ringkasan hasil yang detil.

Hal ini merupakan pengobatan pertama yang terbukti meningkatkan hasil melawan virus corona yang menyebabkan Covid-19 dan telah merenggut nyawa lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia.

Sementara itu, ada beberapa berita beragam tentang antivirus intravena dalam beberapa pekan terakhir. Ringkasan hasil yang diunggah di situs web Badan Kesehatan Dunia pekan lalu menunjukkan kegagalan dalam uji coba China yang lebih kecil.

The Lancet pada Rabu (29/4/2020) telah menerbitkan makalah resmi yang menggambarkan eksperimen tersebut.

Diceritakan bahwa dalam eksperimen itu terdapat 237 pasien di Wuhan, China, di mana dokter tidak menemukan dampak positif dari pemberian obat dibandingkan dengan kelompok kontrol orang dewasa kecuali untuk pasien yang membutuhkan ventilator.

Baca juga: Pasca Kritik dari Dr Anthony Fauci, Trump Retweet Unggahan yang Memuat Tagar #FireFauci

Namun, uji coba di China itu dihentikan lebih awal karena tidak dapat merekrut cukup orang yang memenuhi tujuan awal mereka. Selain itu, para ahli juga mempertimbangkan terlalu kecil untuk menarik kesimpulan yang dapat diandalkan.

Fauci bahkan mengatakan uji coba itu, "Bukan studi yang memadai."

Namun, uji coba yang dipimpin AS yanng dimulai akhir Februari sejauh ini merupakan yang terbesar untuk menyelidiki remdesivir dan secara teknis paling kuat.

Berdasarkan lembar data, perkiraan pendaftaran adalah 800 pasien. Sebagian dari mereka menerima obat sementara selebihnya menerima plasebo dengan uji coba yang dilakukan di beberapa titik lokasi di seluruh dunia.

Baik pasien mau pun dokter, mereka tidak mengetahui dari kelompok mana mereka berasal, untuk menghilangkan bias yang tak disadari.

Baca juga: Bobblehead Dr. Fauci Dijual untuk Donasi Tantangan 100 Juta Masker

Waktu untuk pemulihan

Tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi berapa lama pasien dapat pulih dan tidak menggunakan obat dengan tiga kategori pemulihan yang berbeda:

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com