Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Persatuan Global Menghadapi Tantangan Covid-19

Kompas.com - 03/07/2020, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJAK berakhirnya Perang Dunia (PD) II peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi lebih mengemuka dalam pendekatan kerjasama antarnegara.

Demikian pula peran dari organisasi-organisasi Internasional lainnya yang berada di bawah naungan PBB, seperti UNESCO, WTO, ICAO, ILO, IMO, WHO dan lain sebagainya.

Kerja sama antarnegara bertujuan satu yaitu untuk mencegah terjadinya lagi perang dan berupaya mencapai perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Negara-negara pasca-PD II menyadari benar tentang perlunya dunia bersatu padu menuju peradaban baru yang dapat dipercaya menciptakan perdamaian dunia.

Pada 1960 pemikir berkebangsaan Kanada, Herbert Marshall McLuhan, bahkan telah menciptakan terminologi baru yang lebih kurang merefleksikan hal tersebut dengan menyebutnya sebagai “Global Village”. Desa global, dunia yang menyatu.

Dua kutub

Dalam perkembangannya kemudian ternyata yang terjadi, dunia untuk sementara terbagi 2 kutub atau dua blok yaitu blok barat dan timur.

Kedua blok terdiri dari aliansi NATO dan Pakta Warsawa yang selama puluhan tahun pertentangannya ditandai dengan perang dingin.

Setelah Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 muncullah gerakan negara-negara non-blok yang secara resmi dideklarasikan pada 1961.

Gerakan kelompok ini menjadi kutub tersendiri yang tidak memihak kepada Blok Barat dibawah kepemimpinan Amerika Serikat maupun Blok Timur dibawah Uni Soviet.
Pasca-perang dingin

Pada 1991 Uni Soviet bubar dan terpecah menjadi beberapa negara, perang dingin pun usai dan Amerika Serikat tampil sebagai penguasa tunggal dunia yang diberi gelar negara super power.

Disisi lainnya, persekutuan antar negara bermunculan, antara lain Uni Eropa, Uni Afrika, ASEAN dan lain sebagainya.

Hubungan antar-bangsa dalam wadah regional tidak selalu otomatis menjadi sebuah pakta militer, seperti ASEAN misalnya.

Akan tetapi tetap saja hubungan antar-bangsa yang bernaung dalam satu wadah sebuah organisasi akan menjadi pertimbangan dalam konteks gelar pertahanan keamanan sebuah negara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com