Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update: Lebih dari 500.000 Korban Tewas akibat Virus Corona di Dunia

Kompas.com - 29/06/2020, 12:39 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Time

KOMPAS.com - Berdasarkan informasi yang diakses dari Worldometers, angka kematian virus corona di dunia mencapai lebih dari 500.000 tepatnya sebanyak 504,466 jiwa pada Senin (29/6/2020) pukul 12.33 WIB.

Di Texas (AS), Gubernur Greg Abbott mengatakan, "Covid-19 telah merenggut dengan perlahan dan berbahaya di Texas hanya dalam beberapa minggu terakhir."

Abbott telah mengizinkan pembukaan perekonomian di negara bagian itu pada awal Mei namun pada Jumat telah menutup kembali beberapa restoran makan malam karena kasus infeksi virus corona terus meningkat.

Sementara Gubernur California, AS, Gavin Newsom menutup kembali beberapa bar di 7 daerah termasuk Los Angeles.

Dia meminta beberapa bar itu agar segera tutup dan mendesak 8 bar lainnya di beberapa daerah untuk melakukan hal serupa.

Baca juga: Virus Corona Tembus 10 Juta Kasus di Seluruh Dunia, Melonjak Tinggi di Amerika Latin

Beberapa pantai di Florida bahkan akan ditutup kembali untuk menghindari penularan virus corona sementara pihak berwenang juga kembali melarang pertemuan besar.

Gubernur Florida, Ron DeSantis mengatakan interaksi fisik antar warga membuat kasus infeksi meningkat.

"Peringatan tidak diacuhkan, jadi beginilah kita," ujar DeSantis.

Sementara itu di Afrika Selatan, Menteri Kesehatan negara itu telah memperingatkan adanya peningkatan kasus infeksi virus corona di beberapa pekan ke depan dan membuat rumah sakit hampir kehabisan tempat.

Menteri Kesehatan Zwelini Mkhize mengatakan peningkatan kasus infeksi saat ini berasal dari orang-orang yang kembali bekerja.

Baca juga: Gara-gara Pesta Ulang Tahun, 18 Anggota Keluarga di Texas Terinfeksi Virus Corona

Namun berbeda dengan Swiss, klaster infeksi baru berasal dari kelab malam. Di Inggris, pusat kota Leicester menunjukkan bahwa virus masih bersirkulasi secara luas di Eropa. 

Ada pun di Polandia dan Perancis sedang mencoba ke tahap normal baru dalam pemilihan pemimpin negara yang sebelumnya tertunda karena wabah.

Para pemilih di Perancis diwajibkan memakai masker, membawa pena sendiri untuk menandatangani daftar pemilih.

Polandia juga mewajibkan pemakaian masker dan menggunakan pembersih tangan. Ada pun beberapa daerah yang terdampak wabah diperkenankan untuk mengirim surat suara saja.

Di Texas, Abbott dan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence membatalkan kampanye ke Florida dan Arizona karena dua wilayah itu paling terdampak virus.

Baca juga: Temuan Baru, Virus Corona Ada di Air Limbah Barcelona pada Maret 2019

Pence memuji Abbott yang telah membuka negara bagiannya dan memutuskan untuk kembali menutup negara bagian itu.

"Kurvanya datar tadinya di Texas, namun dalam 2 pekan lalu semuanya berubah," ujar Pence terkait kasus infeksi di Texas.

Karena kasus infeksi meningkat, Pence mendesak warga Texas untuk pakai masker ketika tidak bisa menghindari jarak sosial.

Pence dan Abbott mencontohkan dengan memakai masker ketika mereka memasuki ruangan konferensi dan melepas masker ketika berbicara kepada wartawan.

Sementara itu, Menteri Layanan Kemanusiaan Alex Azar membela Presiden AS Donald Trump yang tidak memakai masker saat berada di muka publik.

Dia mengatakan Trump bebas untuk tidak mengikuti protokol karena sebagai pemimpin dia diperiksa secara rutin dan kondisinya 'berbeda dari rakyat biasa'.

Di AS sendiri, lebih dari 125.000 kematian dilaporkan akibat infeksi virus corona. Sebanyak 10 juta kasus infeksi dilaporkan secara global di mana seperempat dari kasus itu berasal dari AS.

Baca juga: Penasihat Trump Sebut Virus Corona Buatan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Global
Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Global
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Global
Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Global
Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com