Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Apa Rencana jika Terpilih Lagi, Jawaban Trump "Ngawur"

Kompas.com - 28/06/2020, 16:07 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam wawancaranya dengan Fox News pada Kamis (25/6/2020) ditanya tentang apa tujuannya jika terpilih lagi menjadi presiden, namun dia merahasiakannya.

Sebagai gantinya, Trump hanya merujuk pada pengalaman yang telah dia sebut selama wawancara berlangsung tanpa menjabarkan daftar kebijakan apa yang kelak dapat dia selesaikan.

Jawaban itu seakan mengiyakan ketakutan beberapa penasihat politik Trump karena dinilai tidak fokus pada proses pemilihan ulang presiden, 4 bulan sebelum surat suara dikeluarkan.

Baca juga: Jadi Dalang Prank Kampanye Trump, Nenek Ini Direkrut Tim Kampanye Biden

Para penasihat politik Trump berharap, Trump dapat menggunakan kesempatan untuk menyampaikan pendapat-pendapatnya agar dipilih kembali.

Tetapi, ketika wawancara bersama Sean Hannity itu berlangsung, Trump yang diminta menjawab 'prioritas apa yang menjadi pokok pada masa jabatan kedua', hanya mengeluh tentang masa lalu dan akhirnya sama sekali tidak menyebutkan prioritas apa pun.

"Salah satu hal yang akan menjadi sangat hebat, istilah 'pengalaman' masih bagus. Saya selalu mengatakan bakat lebih penting daripada pengalaman, saya selalu mengatakan itu. Tapi, kata pengalaman adalah kata yang sangat penting, penting sekali maknanya," ujar Trump.

Baca juga: Trump soal Chicago: Lebih Parah dari Afghanistan, Hidup di Sana Seperti di Neraka

Trump kemudian mengingatkan bahwa dalam hidupnya sebagai pengembang kota New York, dia jarang mengunjungi Washington, dan tidak tahu banyak pengusaha kota lainnya.

"Sekarang aku kenal semua orang," katanya, "Dan aku punya banyak orang hebat di pemerintahanku."

Dia kemudian membandingkan orang-orang hebat itu dengan tiba-tiba membahas John Bolton, eks penasihat keamanan nasional AS yang dipecat Trump akhir tahun lalu.

Baca juga: Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton Dipecat Trump, Iran Pun Gembira

"Si idiot John Bolton, yang dia inginkan hanya membombardir setiap orang. Anda tidak perlu mengebom setiap orang, Anda tidak perlu membunuh."

Kepada media, Trump memang mengaku bahwa John Bolton hanyalah orang idiot yang selalu ingin perang dan perang.

Setelah bicara begitu, Trump terus menyerang Bolton, jawabannya blunder dan tidak menjawab pertanyaan tentang 'apa rencana dia jika terpilih lagi'.

Baca juga: Trump Sebut Temannya Puji Dia sebagai Orang Paling Sempurna

Tak lama Trump berbicara ke sana ke mari, Hannity sang pembawa acara mengingatkan Trump soal pertanyaan yang mestinya dia jawab.

Trump merespons dengan kritik soal 'paket uang tunai' yang diduga dikirim ke Iran oleh pemerintahan sebelumnya, pemerintahan Barack Obama.

Trump juga menyerang Biden dengan mengatakan bahwa pria itu akan menghancurkan negara AS.

Baca juga: Survei Pilpres AS: Joe Biden Unggul Telak 14 Poin atas Trump

"Maksudku, orang itu tidak bisa bicara," ujar Trump, "Dia mungkin akan jadi presiden Anda semua karena beberapa orang tidak menyukaiku."

Jawaban itu kemudian dinilai sebagai sikap pesimis Trump bahwa dia bisa mengalahkan Biden pada Pilpres November mendatang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com