Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump soal Chicago: Lebih Parah dari Afghanistan, Hidup di Sana Seperti di Neraka

Kompas.com - 27/06/2020, 16:08 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Partai Demokrat dan pemerintahan pendahulunya, Barack Obama hampir tidak melakukan apa pun terkait kasus kriminalitas di beberapa kota besar AS seperti Detroit dan Chicago.

"Chicago misalnya, itu lebih parah dari Afghanistan, lebih parah dari... Honduras," ujar Trump sebagaimana dilansir Fox News.

"Kita punya banyak kota yang buruk, pada beberapa kasus, jauh lebih buruk. Lihat Detroit. Lihat apa yang terjadi di Oakland. Apa yang terjadi di Baltimore, kota-kota ini seperti hidup di neraka (sangat buruk)."

Baca juga: Tak Hanya Wabah Covid-19, Wabah Kriminal di Chicago Juga Meningkat

Trump juga menyalahkan Partai Demokrat yang menurutnya hampir tidak melakukan apa pun untuk menangani peningkatan kasus kriminal di sana.

Meski angka pembunuhan telah menurun di Chicago dalam beberapa tahun terakhir, kota itu masih menjadi kota paling berbahaya di AS, termasuk juga Detroit dan Baltimore.

Lebih dari 100 orang, termasuk beberapa anak ditembak di Chicago selama satu pekan, 15 dari angka itu dinyatakan tewas.

Baca juga: Trump Sebut Temannya Puji Dia sebagai Orang Paling Sempurna

Pada 31 Mei lalu, sebanyak 18 orang terbunuh di Chicago. Angka itu merupakan pembunuhan terburuk yang terjadi dalam satu hari selama 6 dekade terakhir menurut media lokal.

Trump juga memperingatkan bahwa dia akan mengintervensi Seattle di Washington DC di mana para aktivis mendirikan zona 'otonom' sebanyak 6 blok di pusat kota yang dikenal sebagai CHAZ dan melarang polisi masuk.

Trump berkata, "Jika mereka tidak melakukan sesuatu terhadap Seattle, kami akan melakukannya. Kami akan masuk ke sana."

Baca juga: Buntut Ujaran Kebencian Trump di Medsos, 9 Perusahaan Boikot Iklan di Facebook

Blok yang dikelola para aktivis di Seattle didirikan selama gelombang protes anti-Rasisme dan kebrutalan polisi akibat kematian seorang pria kulit hitam George Floyd bulan lalu.

Beberapa demonstrasi protes di kota-kota besar diikuti oleh kerusuhan dan penjarahan yang sengit.

Kematian Floyd dan warga Afro-Amerika lainnya di tangan polisi AS kulit putih juga telah menyebabkan peningkatan sentimen anti-Polisi di seluruh negeri "Paman Sam" itu.

Baca juga: Karena Aibnya Diungkap, Trump Berusaha Blokir Buku yang Ditulis Keponakannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com