Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Referendum Tolak Kelapa Sawit Indonesia Masuk Mahkahamah Konstitusi Swiss | Hampir 11 Jam Berunding, China-India Sepakat Damai

Kompas.com - 24/06/2020, 05:44 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Kabar terpopuler dari kanal global sejak Selasa (23/6/2020) sampai Rabu (24/6/2020) ditempati oleh berita tentang referendum penolakan komoditas kelapa sawit Indonesia telah masuk Mahkamah Konstitusi Swiss.

Sementara itu, kabar gugurnya salah seorang prajurit Indonesia yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB ketika sedang berpatroli di dekat Beni, kota di Provinsi Kivu Utara, Kongo.

Selengkapnya, berikut kami sajikan berita-berita populer pada kanal global.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Trump Kena Prank Penggemar K-Pop dan TikTok | China Tutup Pabrik Pepsi

1. Referendum Tolak Kelapa Sawit Indonesia Masuk Mahkamah Konstitusi Swiss

Sebuah mobil Peugeot kombi berplat nomor Jenewa. Kendaraan berwarna metalik silver itu berhenti di samping gedung Bundeshaus.

Menurunkan beberapa kotak kardus, sekaligus meletakkan di depan pintu masuk Bundeskanzlei, Mahkamah Konstitusi Swiss. Kotak tersebut berjumlah 26 buah, sesuai dengan jumlah kanton (provinsi) di Swiss.

Isinya, 59.200 tanda tangan. "Jika disetujui, setelah diteliti keabsahannya, tentunya, referendum penolakan produk kelapa sawit Indonesia, hanya soal waktu,“ tutur Mathias Stalder, sekretaris Uniterre, kepada Kompas.com .

Mathias yakin, referendum, penentuan nasib pemasaran produk kelapa sawit, akan disetujui Makahmah Konstitusi Swiss.

Bagaimana proses referendum tersebut? Simak beritanya [di sini].

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Pakai Bikini di Balik APD, Perawat Ini Jadi Model | WHO Peringatkan Meningkatnya Wabah Covid-19

2.Pasukan Penjaga Perdamaian PBB asal Indonesia Gugur di RD Kongo

Seorang prajurit Indonesia yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB dilaporkan tewas dalam serangan di RD (Republik Demokratik) Kongo.

Dia gugur setelah patrolinya diserang oleh milisi pada Senin malam waktu setempat (22/6/2020) di dekat Beni, kota di Provinsi Kivu Utara.

Simak berita tentang gugurnya prajurit Indonesia [di sini].

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Tentara India Dimutilasi China | Kenapa Lembah Galwan Direbutkan?

3. Hampir 11 Jam Berunding, India dan China Akhirnya Sepakat Berdamai

China dan India telah sepakat untuk mengurangi ketegangan, seminggu setelah terjadi bentrokan terparah dalam lebih dari 50 tahun terakhir di perbatasan kedua negara.

Akibat bentrokan tersebut, 20 tentara India tewas sedangkan China belum mengungkap jumlah tentara yang tewas atau luka-luka.

Pertempuran yang terjadi pada Senin (15/6/2020) terjadi dengan baku hantam memakai pentungan, batu, serta adu jotos.

Bagaimana proses damainya kedua negara tersebut? Simak berita selengkapnya [di sini].

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Trump Bawa AS Berjaya Lagi | Balon Diduga UFO di Jepang

4. Kampanye Trump Kena "Prank" Penggemar K-Pop, Apa Motifnya?

Fans K-Pop mendapat sorotan di dunia politik, usai membuat prank di kampanye Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump.

Selain itu, para penggemar K-Pop ini juga memberikan dukungan mereka di belakang gerakan Black Lives Matter.

 

Ribuan penggemar K-Pop dan pengguna TikTok mendaftarkan diri untuk ikut kampanye Trump di Tulsa, Oklahoma, Sabtu (20/6/2020). Tapi, di hari H banyak di antara mereka tak hadir.

Berita selengkapnya tentang 'prank' yang dibuat penggemar K-Pop untuk kampanye Trump dapat Anda simak [di sini].

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Konflik Perbatasan India-China | Konflik Korea Utara-Korea Selatan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com