Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim: Mahathir Sudah 2 Kali Jadi PM Malaysia, Waktunya "Move On"

Kompas.com - 23/06/2020, 21:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Ketua Partai Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim mengungkapkan alasan mengapa dia menentang pencalonan Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Anwar merespons kabar bahwa Mahathir berniat menjadi PM selama masa transisi enam bulan, jika koalisi Pakatan Harapan merebut kembali Putrajaya.

Dalam wawancara dengan jurnalis Channel News Asia Melissa Goh, Anwar Ibrahim menyatakan transisi pendek akan membuat tugas PM Malaysia tak efektif.

Baca juga: Anwar Ibrahim Tak Bisa Percaya 100 Persen kepada Mahathir, Ini Alasannya

Dia menjelaskan ketika transisi itu diterapkan, setelah dua bulan publik akan bertanya kapan Mahathir memenuhi janjinya atau apa yang terjadi kemudian.

"Apakah engkau akan punya kabinet yang sama ataukah berubah? Enam bulan itu Anda tidak bisa fokus mereformasi semuanya," jelasnya.

Dilansir Selasa (23/6/2020), dia menolak pencalonan Mahathir Mohamad karena politisi berjuluk Dr M itu sudah dua kali menjadi PM Malaysia.

Yang pertama adalah ketika memimpin Barisan Nasional berkuasa pada 1981-2003. Kemudian yang kedua adalah pada Mei 2018 hingga Februari lalu.

"Menurut saya, dia sudah dua kali jadi PM. Jadi sudah saatnya untuk move on. Ini semata tidak bersifat pribadi," jelas Anwar.

Menurutnya seperti dikutip oleh Malaysiakini via Mothership, publik Negeri "Jiran" berhak untuk mendapatkan sosok pemimpin segar.

Mantan wakil Mahathir pada periode 1993 sampai 1998 tersebut menyatakan, dia sudah memikirkan jabatan yang cocok jika mereka kembali berkuasa.

Anwar menuturkan, dia teringat kepada mendiang Lee Kuan Yew, PM pertama Singapura, yang didapuk sebagai Menteri Senior atau Mentor Menteri.

Baca juga: Anwar Ibrahim Tolak Mahathir sebagai Calon PM Pakatan Harapan

Lee, yang berkuasa pada 1959 hingga 1990, menjabat sebagai Menteri Senior pada 1990-2004, dan Mentor Menteri pada 2004 sampai 2011.

"Mereka membicarakan peran seperti Menteri Senior atau Mentor Menteri ala Lee Kuan Yew. Saya terbuka untuk mendiskusikannya," jelasnya.

Sebelumnya, Partai Aksi Demokratik (DAP) dan Amanah merilis pernyataan gabungan, di mana mereka minta Mahathir diizinkan sebagai PM Malaysia selama enam bulan.

Semua berawal ketika Pakatan berniat menggandeng blok di Malaysia Timur (Warisan) untuk menjungkalkan PM Muhyiddin Yassin dan Perikatan Nasional.

Namun di blok tersebut, nama Dr M jauh lebih populer. Bahkan ketika Pakatan berniat menyodorkan alternatif yang dirasa sebagai jalan tengah.

Proposal itu adalah menawarkan Anwar Ibrahim sebagai PM, dengan putra Mahathir Mohamad, Mukhriz Mahathir, sebagai wakilnya.

Tetapi, baik Dr M dan perwakilan dari Warisan menolak usul tersebut dalam pertemuan yang digelar oleh Pakatan pada 30 Mei lalu.

"Kami tentu bisa menunggu selama enam bulan sebelum Anwar didapuk sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia," bunyi pernyataan dari DAP dan Amanah.

Baca juga: Ditanya Apa Punya Masalah dengan Anwar Ibrahim, Mahathir: Tanya Sendiri ke Dia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com