Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketakutan, Warga Hong Kong Bergegas Urus Paspor dan Pindah ke Inggris

Kompas.com - 12/06/2020, 16:48 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

Sebagai respons, Inggris menyatakan pihaknya akan berupaya memperluas hak imigrasi warga Hong Kong yang memiliki paspor Inggris termasuk kemungkinan bagi mereka mendapatkan kewarganegaraan Inggris.

Baca juga: Jika China Terapkan UU Keamanan, Inggris Siap Tampung 3 Juta Warga Hong Kong

Saat ini sekitar 350.000 warga Hong Kong telah memegang paspor Inggris. Sekitar 2,9 juta orang, siapa pun yang lahir sebelum 1997, memenuhi syarat untuk memiliki paspor Inggris dan kemungkinan mendapatkan kewarganegaraan di sana.

Pengumuman dari Inggris itu memicu kemarahan Beijing yang kini menuduh London melanggar komitmen penyerahannya.

Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, Hong Kong berbondong-bondong mendaftar untuk dan mengantri di luar kantor pos serta perusahaan pengiriman (kurir) untuk mengirim dokumen.

Namun, kembali pada Simon Ng, dia dan istrinya menghadapi dilema. Istri dan kedua anaknya tidak punya paspor Inggris dan Inggris belum mengatakan apakah keluarga juga dapat masuk di dalam upaya imigrasi tersebut.

"Saya terdorong untuk pergi tetapi saya juga tidak mampu, seperti didorong ke laut tanpa perahu untuk naik," kata Ng.

Baca juga: Inggris Tawarkan Suaka bagi Warga Hong Kong, Begini Peringatan China

Anak muda lebih memilih pergi

Survei terbaru yang dilakukan Universitas China menunjukkan lebih dari 800 warga Hong Kong yang berusia antara 18-24 tahun memiliki keinginan kuat untuk pindah ke Inggris, dengan 50 persen dari mereka masih mempertimbangkannya.

Akan tetapi sebagian besar dari mereka yang berusia di bawah 23 tahun, yang ikut protes tahun lalu saat ini tidak memenuhi syarat untuk memiliki paspor Inggris.

Seorang lulusan universitas baru-baru ini, Asuka Law (23) menceritakan kalau dia berusia tiga bulan ketika penyerahan Hong Kong terjadi sehingga dia memenuhi syarat untuk memiliki paspor Inggris.

Dia berencana untuk pergi segera setelah Oktober menggunakan skema yang ditawarkan Inggris bahwa orang-orang di bawah 30 tahun dari negara-negara tertentu diizinkan untuk tinggal dan bekerja di sana selama dua tahun.

Dia ingin pergi ke Inggris karena dia khawatir hak demokrasi akan segera hilang di Hong Kong.

Baca juga: Setahun Berlalu, Bekas Demo Pro-demokrasi Hong Kong Masih Terasa

"Kurasa aku tidak punya banyak waktu lagi," kata Law. "Sulit untuk melakukan sesuatu yang lebih di kota ini karena setiap keluhan akan bertemu dengan tangan besi (pemerintah otoriter China)."

Dia juga mengatakan bahwa dirinya ingin memulai bisnis di luar negeri untuk membantu para pemuda Hong Kong lainnya.

"Seseorang harus melakukan pekerjaan dengan menyediakan tempat perlindungan yang aman," ujarnya.

Teman Law, Reese Tan (25) yang bekerja sebagai seorang pengajar juga mencoba menggunakan skema serupa.

Dia bersumpah akan melanjutkan perjuangannya demi Hong Kong di luar negeri dengan bergabung pada kampanye untuk dukungan internasional.

"Aku tidak kabur. Hong Kong akan selalu menjadi rumahku," ujar Tan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com