Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Kasus George Floyd, Capres Biden Akan Danai Reformasi Polisi AS Rp 4,2 Triliun

Kompas.com - 09/06/2020, 12:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyatakan bersedia mendanai reformasi polisi AS.

Seruan reformasi ini bergema usai terjadi kasus tewasnya pria Afrika-Amerika tak bersenjata, George Floyd (46), yang lehernya ditindih lutut polisi saat dibekuk pada 25 Mei.

Presiden Donald Trump sebelumnya sempat menuding Joe Biden, rivalnya di pemilu AS 2020, hendak memangkas dana kepolisian di kota-kota seluruh Negeri "Paman Sam".

Baca juga: Resmi Jadi Capres AS 2020 dari Demokrat, Joe Biden Sindir Trump Pemecah Belah AS

Sejumlah aktivis liberal memang menuntut pemangkasan dana itu, buntut dari kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial setelah kematian George Floyd di Minneapolis.

Namun seruan itu tidak digaungkan oleh para pemimpin Demokrat, yang tidak memasukkan pembahasan tersebut ke rancangan reformasi kepolisian yang diajukan pada Senin (8/6/2020) di Kongres.

Joe Biden (77) yang pernah delapan tahun menjabat sebagai wakil presiden AS, "tidak setuju dana polisi harus dipangkas," kata juru bicara kampanyenya, Andrew Bates, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Biden: Trump Sumber Masalah yang Semakin Meningkat

"Biden mendukung kebutuhan mendesak untuk reformasi," imbuh Bates, termasuk pendanaan untuk sekolah-sekolah umum, yang terpisah dari dana kepolisian.

"Ini juga berarti mendanai program kepolisian masyarakat, yang meningkatkan hubungan antara polisi dan warga, serta menyediakan pelatihan yang diperlukan untuk mencegah kematian tragis, dan tidak dibenarkan," lanjutnya dikutip dari AFP Selasa (9/6/2020).

Biden juga ingin program semacam itu fokus pada diversifikasi departemen kepolisian, sehingga mereka bisa lebih dekat dengan masyarakat untuk melayani, dan memberikan dana tambahan untuk pengadaan body camera.

Baca juga: Bunuh George Floyd, Uang Jaminan Derek Chauvin Ditetapkan Rp 14 Miliar

Banyak departemen kepolisian ingin reformasi semacam itu tapi kekurangan sumber daya - "dan pemerintahan Trump sebenarnya membuat akses ke sumber daya itu lebih sulit," kata Bates.

Untuk mewujudkan rencana ini, Biden menganggarkan dana 300 juta dollar AS (Rp 4,2 triliun).

Tim kampanye Trump menanggapi janji Biden seabagai "pernyataan yang lemah".

"Kami masih belum mendengar dari Joe Biden sendiri tentang gerakan radikal 'Defund the Police', yang mengundang kekacauan di masyarakat Amerika," kata direktur komunikasi Trump 2020, Tim Murtaugh.

Para demonstran di beberapa kota meneriakkan "bubarkan kepolisian" seiring maraknya kebrutalan polisi saat menangani demonstran, yang terekam video baru-baru ini.

Baca juga: Dugaan Pelecehan Seksual oleh Joe Biden, Bertambah 2 Orang Pendukung Klaim Tara Reade

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com