Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Demo George Floyd, Polisi Tak Hanya Berlutut tapi Juga Tiarap

Kompas.com - 09/06/2020, 11:17 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

WEBSTER, KOMPAS.com - Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan pimpinan polisi di Webster, Massachusetts, Amerika Serikat (AS), ikut demo George Floyd sambil tiarap dengan tangan seolah-olah terikat di punggungnya.

Pimpinan polisi itu menunjukkan solidaritasnya dengan aktivis Black Lives Matter, dan mendapat tepuk tangan riuh dari para pengunjuk rasa.

Dalam rekaman itu, terlihat Michael Shaw berkata ke sekelompok demonstran, ia sepenuhnya mendukung hak mereka untuk berkumpul dengan damai.

Baca juga: Siapa Breonna Taylor, Perempuan yang Disebut dalam Demo George Floyd?

Shaw juga berujar bahwa pesan mereka terhadap kebrutalan dan rasialisme polisi telah terdengar "keras dan jelas".

Michael Shaw melakukan aksi ini di tengah penegak hukum lainnya yang membuat pernyataan serupa. Ia berbaring telungkup di depan papan bertuliskan "Aku tidak bisa bernapas".

Banyak orang di kerumunan itu lalu bergabung dengannya dan meneriakkan, "Terima kasih, ketua!"

Sebelumnya, beberapa polisi sampai agen FBI telah berlutut bersama para pengunjuk rasa dalam lanjutan demo George Floyd.

Di Florida pada Sabtu (30/5/2020), beberapa polisi dari berbagai divisi berlutut bersama demonstran dalam doa di depan Balai Kota Coral Gables.

Lalu di Michigan, Sheriff Genesee County Chris Swanson berjalan bersama para demonstran dan meneriakkan "berjalanlah bersama kami!"

"Ayo, ayo," kata Swanson di kerumunan seraya melanjutkan, "Di mana kamu ingin berjalan? Kami akan ikut berjalan sepanjang malam."

Baca juga: Dukung Demo Kematian George Floyd, Polisi Berlutut Bareng Demonstran

Namun dilansir dari Russian Today Minggu (7/6/2020), Shaw mungkin menjadi pimpinan polisi pertama yang memperagakan protes dengan cara tiarap.

Shaw mendapat apresiasi dari para demonstran, tetapi caranya ini juga mendapat kecaman di media sosial.

Sejumlah pengguna Twitter menggambarkan tindakannya "memalukan", bahkan ada yang menyerukan dia dipecat.

Tren berlutut untuk menunjukkan dukungan pada demonstrasi anti-rasialisme telah memecah belah orang-orang AS.

Beberapa memuji gerakan itu sebagai wujud belas kasihan, tetapi ada juga yang memperingatkan itu hanya gimik.

Perdebatan juga terus menyebar tidak hanya di Amerika Serikat, tapi juga di Eropa, seiring demonstrasi BLM yang meluas ke kota-kota di Inggris, Italia, Perancis, dan Jerman.

Baca juga: Demo Besar di Inggris, Patung Edward Colston Dibuang ke Sungai, Apa Sebabnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com