Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Rusuh di AS Dikhawatirkan Picu Gelombang Baru Infeksi Virus Corona

Kompas.com - 31/05/2020, 13:44 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Protes besar-besaran terjadi di seluruh Amerika Serikat buntut pembunuhan terhadap pria kulit hitam, George Floyd yang dilakukan polisi kulit putih.

Beberapa pemimpin tampak meminta ketenangan di tempat-tempat di mana kerumunan orang tampak menghancurkan toko dan mobil polisi.

Pada beberapa malam terakhir, mereka bahkan membagikan masker dan memperingatkan para demonstran bahwa mereka berada dalam risiko penularan besar Covid-19.

Baca juga: Demonstrasi Tewasnya George Floyd, Massa Terbagi ke Dua Kubu di Minneapolis

Dilansir The Associated Press, wali kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms pada Sabtu sore (30/5/2020) mengatakan, "Jika Anda ikut dalam demo protes semalam, Anda kemungkinan harus mengikuti tes Covid-19."

Dia juga menambahkan, "Masih ada wabah di Amerika yang membunuh orang kulit hitam dan cokelat dalam jumlah yang lebih tinggi."

Gubernur Minnesota mengatakan terlalu banyak pengunjuk rasa yang tidak melakukan social distancing atau memakai masker wajah.

Baca juga: Sebelum Kematian George Floyd, Rasisme di Minneapolis Sudah Marak Terjadi

 

Mereka tidak memedulikan peringatan di awal pekan soal kewajiban memakai masker dan social distancing itu. Kebanyakan tidak mengacuhkan dan tidak terpengaruh.

"Tidak apa-apa bahwa di tengah pandemi kita harus berada di sini mempertaruhkan hidup kita," kata Spence Ingram pada Jumat setelah berbaris dengan pengunjuk rasa lain ke negara bagian Capitol di Atlanta.

"Tapi aku harus memprotes untuk hidupku dan berjuang untuk hidupku sepanjang waktu."

Baca juga: Pria 19 Tahun Tewas Ditembak dalam Demo Kematian George Floyd

Ingram (25) yang mengenakan masker wajah, mengatakan dia menderita asma dan khawatir tertular virus.

Tapi dia berkata sebagai wanita kulit hitam, dia selalu merasa bahwa hidupnya berada di bawah ancaman dari polisi dan dia perlu memprotes hal itu.

Demonstrasi atas pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah seorang petugas polisi kulit putih Minneapolis menekan lutut di lehernya, datang pada saat banyak kota mulai bersantai dengan perintah tetap di rumah.

Baca juga: Usai Bebas, Jurnalis CNN yang Liput Demonstrasi George Floyd Ungkap Perlakuan Polisi

Para ahli kesehatan khawatir dan mulai takut bahwa pembawa virus yang asimptomatik alias tidak memiliki gejala tanpa disadari dapat menginfeksi orang lain pada demo protes.

"Apakah mereka bersemangat atau tidak itu tidak mencegah mereka terkena virus," kata Bradley Pollock, ketua Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat di University of California, Davis.

Bahkan untuk banyak pengunjuk rasa yang telah memakai masker, mereka tidak dijamin terlindung dari virus corona.

Baca juga: Kematiannya Picu Demonstrasi Besar, Siapakah George Floyd?

 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit  (CDC) AS merekomendasikan masker kain karena bahan kain dapat membuat lebih sulit bagi orang yang terinfeksi untuk menyebarkan virus.

Namun bahan kain pada masker tidak dirancang untuk melindungi orang yang memakai masker menjadi tidak terkena virus.

AS telah terpukul paling parah oleh wabah virus corona, dengan lebih dari 1,7 juta kasus dan lebih dari 103.000 angka kematian, berdasarkan penghitungan Universitas Johns Hopkins.

Baca juga: Dianggap Hotspot Baru Virus Corona, AS Larang Pengunjung dari Brasil

Di New York, di mana lebih dari 21.000 orang tewas selama pandemi, sekelompok besar orang di Brooklyn melemparkan botol-botol air ke petugas dan membakar sebuah mobil polisi pada Jumat di luar Barclays Center.

Petugas polisi membersihkan kerumunan dengan menyemprotkan cairan kimia yang membuat mata sakit.

Gubernur Minnesota Tim Walz mengatakan bahwa setelah satu malam kerusuhan di Minneapolis banyak demonstran yang mengenakan masker hanya berusaha untuk menyembunyikan identitas diri mereka. 

Baca juga: Virus Corona, AS Catatkan Pengangguran Terbanyak dalam Sejarah

Mereka itu hanya menyebabkan kebingungan dan mengambil keuntungan dari peristiwa itu.

“Saya akan terus menekankan karena rasanya hal ini sudah berulang kali dikatakan, Kita masih berada di tengah pandemi dan melewati 1.000 kematian kemarin. Kami masih memiliki rumah sakit yang hampir dikuasai oleh pasien Covid-19,” katanya.

Sementara itu, Wali kota Minneapolis Jacob Frey menyuarakan keprihatinannya, "Kami memiliki dua krisis (corona dan kasus pembunuhan ras kulit hitam) yang diapit satu sama lain."

Baca juga: Wanita Afrika-Amerika yang Dipukuli Kepala Polisi di AS Picu Protes Massa

Komisaris kesehatan negara telah memperingatkan beberapa hari sebelumnya bahwa protes besar-besaran hampir pasti akan memicu kasus baru infeksi virus corona.

Minnesota melaporkan 35 angka kematian pada Kamis, tertinggi dalam satu hari sejak awal wabah, dan 29 lainnya pada Jumat.

Tapi itu bukan hanya pengunjuk rasa yang berisiko, petugas tanpa masker wajah yang berdiri dalam jangkauan lengan dari demonstran yang berteriak juga berisiko terpapar.

Baca juga: BERITA FOTO: Kerusuhan Unjuk Rasa atas Kematian George Floyd di AS

 

Di Atlanta, Kepala Polisi Erika Shields mengarungi kerumunan tanpa masker pada Jumat lalu sembari mendengarkan orang-orang yang frustrasi.

Ketika para pejabat Los Angeles mengumumkan pada awal minggu bahwa kota itu sedang bersantai dengan perintah agar tetap berada di rumah dan mulai membuka kembali toko-toko, mereka mengatakan demo protes politik dapat dilanjutkan kembali tetapi dengan batas 100 orang.

Diketahui sebelumnya bahwa beberapa ratus orang hadir untuk protes yang diselenggarakan oleh Black Lives Matter, Los Angeles, dan kemudian menutup jalan bebas hambatan. Kebanyakan mengenakan masker wajah tetapi banyak yang tidak mengamati zona batasan.

Baca juga: Rusuh Kematian George Floyd Meluas Hampir ke Seluruh AS

Direktur Kesehatan Masyarakat Kabupaten Los Angeles, Barbara Ferrer mengatakan pada Jumat bahwa ini merupakan keprihatinan yang berkelanjutan.

"Tunjukkan rasa hormat satu sama lain dengan mengenakan masker sehingga tetesan pernapasan Anda tidak secara tidak sengaja masuk ke mulut, hidung, atau mata orang lain," kata Ferrer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com