Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Trump Beri Ultimatum ke WHO

Kompas.com - 19/05/2020, 15:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC
  • Mengutip laporan bahwa organisasi kesehatan menunda deklarasi wabah darurat karena mendapat tekanan dari Presiden Xi Jinping.
  • Mengkritik Jenewa karena memberi pujian terhadap "transparansi" Beijing di tengah dugana mereka membungkam atau kurangnya kooperasi internasional.
  • Menuding WHO gagal untuk menyikapi diskriminasi rasial berkaitan dengan Covid-19, yang tengah terjadi di China.
  • Trump menyebut Dr Tedros bisa menyelamatkan banyak nyawa, jika dia bertindak seperti Dr Harlem Brundtland, Ketua WHO saat wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) 2003-2004.

Dalam kesimpulan, sang presiden menduga "salah langkah" yang dilakukan Jenewa berulang kali telah menyebabkan banyak nyawa yang hilang.

"Satu-satunya cara bagi Badan Kesehatan Dunia adalah dengan menunjukkan mereka bisa merdeka dari China," jelas Trump dalam suratnya.

Dia kemudian menyerukan kepada Jenewa untuk menerapkan "peningkatan substantif utama" selama 30 hari, tanpa menjelaskan apa maksudnya.

Jika tak dijalankan, Trump kemudian melontarkan ancaman bahwa AS bakal menarik dana secara permanan, bahkan akan meninjau status keanggotaan mereka.

Pada April, presiden mengumumkan membekukan pendanaan WHO, di mana Washington merupakan penyandang dana utama, sekitar 15 persen dari total anggaran 2019.

Adapun pertemuan tahunan Dewan Kesehatan Dunia yang digelar secara virtual, meninjau kinerja WHO, sejauh ini diwarnai tudingan atas lembaga itu.

Baca juga: Majelis Kesehatan Dunia Akan Bahas Status Pengamat Taiwan di WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com