Taiwan dipuji sebagai negara teladan untuk menangani wabah ini, dengan hanya 7 kematian dari 433 kasus infeksi.
Sebaliknya, China mendapat sorotan tajam terkait respons awal dalam menangani wabah ini, yang membuat Covid-19 menyebar ke seluruh dunia.
Baca juga: AS Kritik WHO, Anggap Hiraukan Peringatan Dini Virus Corona dari Taiwan
Taiwan dan para pendukungnya berpendapat, tidak adil mengucilkan 23 juta orang Taiwan dari badan kesehatan dunia, terutama saat pandemi seperti ini.
Mereka juga mengatakan, para pemimpin dunia dan dokter dapat belajar dari keahlian Taiwan dalam memerangi virus corona.
"Tidak ada seorang pun yang harus diperlakukan seperti anak tiri di jaringan kesehatan yang dijaga WHA," kata Wakil Presiden Taiwan Chen Chien-jen, yang juga merupakan ahli epidemiologi didikan AS.
"WHO terlalu mementingkan politik dan melupakan profesionalisme serta netralitasnya," tambah Chen dikutip dari AFP Sabtu (16/5/2020).
Tidak dimasukkannya Taiwan sebagai anggota WHO juga menimbulkan pertanyaan atas pengaruh Beijing terhadap induk kesehatan dunia itu.
Pekan ini pemerintahan Trump menuduh WHO lebih condong ke "politik daripada kesehatan masyarakat", dengan terlalu menghormati China.
Baca juga: Taiwan Tuntut Kepala WHO Minta Maaf, Ada Apa?
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, keikutsertaan Taiwan hanya dapat diputuskan oleh negara-negara anggota dengan persetujuan "pemerintah terkait". Pernyataan Tedros merujuk ke Beijing.
Ia juga menolak anggapan WHO terlalu menghormati Beijing di bawah kepemimpinannya.
Para pejabat WHO berujar, mereka rutin berkontak dengan Taiwan dan pejabat Taiwan sering dimasukkan dalam pertemuan teknis.
Kemungkinan berhasilnya sangat kecil. Hanya 15 negara yang mengakui Taiwan atas China, kebanyakan dari mereka adalah negara perekonomian kecil di Amerika Latin dan Pasifik.
Hanya segelintir dari 194 negara di WHO yang tidak gentar jika Beijing marah, yang terbukti dengan gagalnya keanggotaan Taiwan di WHO pada 2007.
Akan tetapi pengakuan atas status negara berdaulat Taiwan secara de facto dipandang sebagai kemenangan bagi Taipei dan pukulan telak bagi Beijing.
Di sinilah Taiwan melihat keberhasilan yang signifikan selama pandemi virus corona.
Dalam beberapa minggu terakhir, Australia, Kanada, Jepang, dan Selandia Baru bergabung dengan AS untuk secara terbuka menyerukan Taiwan diberikan status pengamat di WHA.
Hal ini membuat Beijing geram. Mereka menuduh pemerintah Barat menggunakan Taiwan sebagai umpan untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan mereka sendiri dalam menangani wabah Covid-19.
Baca juga: Kisah Taiwan, Negara Non-Anggota WHO yang Sukses Atasi Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.