Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Seorang WNI di Perancis Saat Lockdown, Jalani Kontrol Kehamilan Sendirian

Kompas.com - 03/05/2020, 18:52 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber wawancara

Pemerintah Perancis sejauh ini sudah bertindak cukup cepat dan tepat dilihat dari aturan-aturan mendadak yang diberlakukan.

Menurut Annisa, aturan itu memudahkan masyarakat dan juga membuat tenang dan aman meski angka korban akibat Covid-19 sangat tinggi.

Beberapa aturan bagus yang diterapkan pemerintah Perancis selama lockdown di antaranya:

1. Tidak serta merta menutup semua akses yang krusial. Supermarket dan beberapa toko bahan makanan masih tetap buka dengan persediaan yang diisi cukup cepat dan tidak sampai kosong di rak penjualan.

Beberapa restoran juga masih bisa berjualan namun hanya boleh melayani take away. Restoran dipersilakan buka konon dikarenakan banyak warga Perancis yang tidak biasa masak di rumah sehingga akses untuk mendapat makanan dipermudah.

2. Tenaga medis Perancis siap sedia. Orang dengan gejala Covid-19 dilarang pergi ke rumah sakit. Mereka diminta menghubungi medis melalui telepon darurat dan tim medis akan menjemput mereka langsung ke rumah.

3. Pemerintah Perancis bertanggung jawab terhadap pegawai dan pengusaha usaha kecil seperti usaha fotokopi, pedagang rokok, mereka mendapat subsidi untuk pendapatan dan biaya listrik.

Baca juga: Rawat Pasien Virus Corona, Dokter di Perancis Meninggal Terkena Covid-19

Takut tertular

Meski merasa aman dari tindak kriminalitas, Annisa merasa kurang aman terhadap penularan penyakit Covid-19.

"Setiap keluar rumah, ada rasa takut ketularan," ungkap Annisa. Dia juga menyatakan kalau suasana di Perancis saat lockdown sangat berbeda.

"Tadinya kota ini ramai, sekarang jadi sepi. Biasanya bisa main ke mana saja, bisa ke rumah siapa saja, sekarang tidak bisa ke mana-mana."

Tempat nongkrong seperti kafe dan toko-toko baju juga tutup. Kalau bukan karena sedang hamil dan merasa kurang enak badan, Annisa merasa dirinya pasti sudah sangat bosan.

Baca juga: Banyak Pelanggaran, Perancis Berencana Perpanjang Lockdown Virus Corona

Apresiasi dari warga Perancis

Setiap pukul 20.00 waktu setempat, warga Perancis yang tinggal di apartemen bersorak dan bersiul-siul serta bertepuk tangan selama beberapa menit sebagai simbol semangat untuk tim medis.

Pekan lalu, Annisa juga menyaksikan ramai mobil berhenti di jalan dan membunyikan klakson dengan suara kencang berkali-kali di depan klinik.

Awalnya Annisa pikir mereka sedang melakukan demonstrasi, karena membunyikan klakson mobil sangat jarang di Perancis sebagai tindakan pengurangan polusi suara.

"Ternyata mereka sedang menyemangati para tenaga medis yang sedang bekerja. Saya bahkan ikut terharu," ungkap Annisa.

Annisa juga membaca beberapa berita kalau ada chef di Perancis yang membuat masakan spesial untuk tenaga medis yang diantar langsung ke rumah sakit.

"Di menara Eiffel juga ada pesan berjalan yang memuat ucapan terima kasih kepada para petugas medis," kata Annisa.

Baca juga: Terapkan Lockdown Virus Corona, Perancis Kerahkan 100.000 Polisi

Rindu rumah, rindu keluarga

Dengan segenap peristiwa dan cobaan di Perancis, Annisa tentu merasa rindu dengan keluarga di Indonesia.

"Paling kangen sama orang tua dan nenek!" ungkap perempuan kelahiran 1993 itu, "Sedih rasanya dengar cerita dari nenek pekan lalu kalau sawo di kebun belakang rumah sedang berbuah banyak tapi beliau tidak punya teman makan buah manis itu."

Annisa juga mengaku bahwa selain rindu makan sawo bersama neneknya, dia juga rindu makan makanan khas Solo yang tentu saja tidak bisa didapatkan di Perancis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com