Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Buat New York Kewalahan Urusi Jenazah dan Rumah Sakit Darurat

Kompas.com - 13/04/2020, 20:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

NEW YORK, KOMPAS.com - Philip Tassi mengingatkan bahwa pemakaman tempat ia bekerja sudah kewalahan.

Namun tak ada waktu baginya untuk beristirahat karena pemerintah New York mengumumkan rekor angka kematian akibat virus corona di negara bagian itu.

Tassi yang bekerja di Pemakaman Ferncliff di Westchester, beberapa mil dari Manhattan, mengatakan “permintaan penguburan dan kremasi yang kami terima meningkat 300%”.

Baca juga: Tenaga Medis New York Kenang Rekan Mereka yang Gugur Merawat Pasien Covid-19

Hampir 200 jenazah dikremasi selama 16 jam setiap hari, tujuh hari dalam seminggu.

Sekalipun sudah bekerja dengan kapasitas maksimum, jadwal sudah penuh sampai akhir minggu depan.

Sejarah berulang

Sejarah bagai berulang di New York, pusat ledakan pandemi Covid-19 di Amerika Serikat, bahkan jumlah penderita penyakit ini telah melampaui penderita di negara mana pun di dunia.

"Kebanyakan pemakaman tidak punya unit pendingin untuk pandemi.

Maka masalah utama kami adalah kami tak punya penyimpanan jenazah untuk waktu lama," kata Tassi yang juga ketua Asosiasi Pemakaman Negara Bagian New York.

Rumah jenazah juga sudah kewalahan. Pihak berwenang mengirim puluhan mobil penyimpan jenazah dan trailer ke rumah sakit dan ke berbagai penjuru kota untuk mencegah bertumpuknya jenazah tanpa tempat penampungan – sebagaimana yang terjadi di negara yang terlanda epidemi virus ini.

Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di New York Terbanyak di Dunia? Ini Penyebabnya

Tassi yang sudah bekerja di bidang ini selama 23 tahun mengatakan kepada BBC Mundo, “Saya belum pernah melihat ini sepanjang hidup saya. Begitu banyak orang mati dalam waktu sangat singkat.”

“Bahkan ketika serangan 11 September, tidak sebanyak ini,” katanya mengacu pada peristiwa besar di New York pada 2001.

Serangan yang disebut secara resmi sebagai “serangan teroris terbesar” dalam sejarah Amerika Serikat itu memakan koran 2.753 jiwa.

Angka itu sudah terlampaui pekan ini oleh virus corona yang sudah menewaskan lebih dari 7.000 orang di New York.

Baca juga: [Populer Global] Penyebab Covid-19 di New York Terbanyak | Kabar Media Asing tentang Gunung Anak Kratau Meletus

Virus yang mengubah New York

Pandemi ini telah mengubah New York. Tadinya ia adalah kota yang tak pernah tidur, kini menjadi kota yang sangat sepi.

Begitu tenang dan sepinya kota itu sehingga kita bisa menyebrang jalan utama tanpa harus menunggu lampu lalu lintas berganti. Atau, kalau ada koin terjatuh di seberang jalan, kita bisa mendengarnya dengan jelas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ditemukan, Kondisi Heli Tidak Baik

Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ditemukan, Kondisi Heli Tidak Baik

Global
Presiden Iran Ebrahim Raisi Dilaporkan Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Presiden Iran Ebrahim Raisi Dilaporkan Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Global
Prihatin Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, China Siap Beri Dukungan dan Bantuan

Prihatin Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, China Siap Beri Dukungan dan Bantuan

Global
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Raja Salman Infeksi Paru-paru, Sempat Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi

Raja Salman Infeksi Paru-paru, Sempat Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi

Global
Presiden Iran Ebrahim Raisi Belum Ditemukan Usai Helikopternya Jatuh

Presiden Iran Ebrahim Raisi Belum Ditemukan Usai Helikopternya Jatuh

Global
Rangkuman Hari Ke-816 Serangan Rusia ke Ukraina: Adu Tembak Drone | Kilang Krasnodar Setop Operasi

Rangkuman Hari Ke-816 Serangan Rusia ke Ukraina: Adu Tembak Drone | Kilang Krasnodar Setop Operasi

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Adu Jotos di Parlemen Taiwan | Robot Anjing Perang China

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Adu Jotos di Parlemen Taiwan | Robot Anjing Perang China

Global
Penasihat AS Bertemu PM Israel Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Penasihat AS Bertemu PM Israel Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Ukraina Klaim 492.290 Tentara Rusia Tewas sejak Perang 2022

Ukraina Klaim 492.290 Tentara Rusia Tewas sejak Perang 2022

Global
Helikopter Kepresidenan Iran Kecelakaan, Belum Diketahui Raisi Ada di Dalam

Helikopter Kepresidenan Iran Kecelakaan, Belum Diketahui Raisi Ada di Dalam

Global
UPDATE Perang Ukraina Terkini, Serangan Rusia Tewaskan 4 Orang di Kharkiv

UPDATE Perang Ukraina Terkini, Serangan Rusia Tewaskan 4 Orang di Kharkiv

Global
Kilang Minyak Krasnodar di Rusia Setop Beroperasi Usai Diserang Ukraina

Kilang Minyak Krasnodar di Rusia Setop Beroperasi Usai Diserang Ukraina

Global
Ukraina-Rusia Saling Bertukar Serangan Drone, Korban Berjatuhan

Ukraina-Rusia Saling Bertukar Serangan Drone, Korban Berjatuhan

Global
Profilnya Misterius, Wali Kota Bamban di Filipina Diduga Mata-mata China

Profilnya Misterius, Wali Kota Bamban di Filipina Diduga Mata-mata China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com