Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,3 Miliar Rakyat Kena Lockdown Virus Corona, PM India Minta Maaf

Kompas.com - 29/03/2020, 17:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

 

NEW DELHI, KOMPAS.com - Perdana Menteri India, Narendra Modi, meminta maaf atas kebijakan lockdown guna memerangi virus corona yang menimpa 1,3 miliar rakyatnya.

Pada Selasa waktu setempat (24/3/2020), Negeri "Bollywood" resmi memasuki karantina massal yang berdurasi selama 21 hari.

Video yang berseliweran di dunia maya memperlihatkan bagaimana polisi India memukul warga yang masih berkeliaran di tengah karantina.

Baca juga: Perangi Virus Corona, India Lockdown Total Selama 21 Hari

Namun memasuki hari kelima, ribuan pekerja migran di seantero India mulai mudik karena mereka tidak mempunyai pekerjaan selama lockdown.

Dalam pernyataan di radio Mann Ki Baat, Modi mengatakan hanya kebijakan ini yang bisa menyelamatkan mereka dari wabah virus corona.

"Masyarakat pasti berpikir saya PM macam apa. Tapi lockdown hanya solusi satu-satunya," kata Modi dikutip NDTV Minggu (29/3/2020).

"Saya minta maaf karena cara ini memberi kesulitan bagi hidup Anda, terutama bagi rakyat miskin. Saya mengerti jika kalian marah pada saya," ujar dia.

Tetapi PM India yang menjabat sejak 2014 itu menerangkan, saat ini dia tidak punya pilihan lain dalam mencegah penyebaran Covid-19.

Baca juga: Covid-19, Pakar India Peringatkan Penularan Massal jika Lockdown Dilanggar

"Saya percaya kalian akan memaafkan saya. Saya harus mengambil keputusan serius yang membuat Anda tidak nyaman saat ini," paparnya.

Menteri Utama Delhi, Arvind Kejriwal menyerukan kepada para pekerja dari daerah pedesaan untuk tidak mudik di tengah lockdown.

Dilansir AFP, gelombang besar eksodus mulai menerpa ibu kota India tersebut, dengan sebagian orang dilaporkan pulang berjalan kaki.

Kerumunan orang yang panik itu memakan korban. Sabtu (28/3/2020), seorang pria 38 tahun meninggal karena serangan jantung.

Baca juga: Belum Sampai Seminggu Terapkan Lockdown, Kekacauan Terjadi di India

Pria yang tak disebutkan identitasnya itu harus berjalan kaki 200 kilometer dari Delhi menuju kampungnya di Negara Bagian Madhya Pradesh.

Lelaki tersebut dilaporkan mengembuskan napas terakhir di jalan raya dekat Agra, kota di Uttar Pradesh, sekitar 80 km dari destinasinya.

"Tetaplah tinggal di mana pun Anda berada. Karena ada risiko Covid-19 menular dalam kerumunan besar," papar Kejriwal memperingatkan.

Sebelum pengumuman dari Modi yang berefek pada 1,3 miliar, sejumlah pemerintah negara bagian sudah lebih dahulu menerapkan karantina.

Pengumuman tersebut tak pelak membuat para pekerja migran itu terancam kelaparan karena tidak mempunyai pemaksukan maupun bahan makanan.

Otoritas negara bagian sebenarnya sudah mempunyai solusi dengan mendirikan dapur umum dan melakukan pendistribusian makanan sebelum eksodus itu terjadi.

Baca juga: India Lockdown, Pria Ini Bersepeda 12 km Gendong Istrinya yang Terluka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com