Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: 50 Persen Pasien di Korsel Sembuh

Kompas.com - 28/03/2020, 20:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Kabar baik menghampiri Korea Selatan di tengah merebaknya wabah virus corona, dengan 50 persen pasiennya sembuh.

Menurut data dari Worldometers, hingga Sabtu (28/3/2020) jumlah kasus Covid-19 di Negeri "Ginseng" adalah 9.478, dengan 4.811 pasien sembuh.

Dengan demikian, 50,75 persen pasien virus corona di negara pimpinan Moon Jae-in tersebut telah pulih.

Baca juga: Bantu Penanganan Corona, Raffi Ahmad Jual Mobil Mini Cooper

Meski begitu, seorang pejabat lembaga bencana bernama Yoon Tae-ho enggan berpuas diri terlalu cepat, dengan menyebutnya sebagai "pencapaian kecil".

"Angka-angka itu adalah pencapaian kecil yang bisa dirayakan bersama oleh seluruh masyarakat kita," ungkapnya dikutip dari AFP.

Korsel sebelumnya sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua di dunia, di bawah China.

Baca juga: Pasien Covid-19 Tembus 1.155 Orang, Korsel Prioritaskan Ekspor Test Kit Corona ke Indonesia

Namun negara tuan rumah Piala Dunia 2002 tersebut sanggup mengendalikan wabah Covid-19 dengan memperbanyak tes.

Lebih dari 380.000 orang telah dites secara gratis. Orang-orang itu dipilih atas rekomendasi dokter, atau hasil penelusuran dari pasien positif Covid-19 yang melakukan kontak ke orang lain.

Baca juga: Indonesia Masuk Prioritas Korsel dalam Ekspor Alat Tes Virus Corona

Bagaimana cara Korsel tangani Covid-19?

Seoul mengadopsi kombinasi strategi kampanye peringatan kesehatan masyarakat dan uji besar-besaran.

Kerabat dari semua pasien yang terinfeksi dilacak dan diuji melalui swab tenggorokan dan hidung.

Setiap orang yang melakukan kontak dengan pasien Covid-19 dilacak melalui ponsel.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Ilmuwan Korsel Ciptakan Kloning Serigala Pertama di Dunia

Pesan teks dikirim ke orang-orang di kode area yang sama, memperingatkan mereka dengan kasus-kasus baru yang terdeteksi di dekat rumah atau pekerjaan mereka.

Kesadaran masyarakat akan penyakit ini mendorong lebih banyak orang diperiksa.

Jika mereka dinyatakan positif, bukan berarti mereka sakit, namun tetap dilacak dan dikarantina agar tidak menulari orang lain, meskipun tanpa gejala.

Baca juga: Bantu Atasi Virus Corona, Presiden dan Menteri Korsel Kembalikan 30 Persen Gaji

Korea Selatan melakukan lebih banyak pemeriksaan daripada negara lain, yaitu sekitar 10.000 orang per hari.

Apa yang bisa dicontoh Indonesia?

Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Siti Setiati mengatakan, Indonesia harus belajar dari Korsel dalam menangani Covid-19.

Salah satu yang bisa dicontoh, menurut Siti, adalah penanganan Covid-19 dengan cara drive-thru, untuk semua orang yang pernah terpapar atau kontak dengan pasien positif.

Baca juga: Pemkab Bekasi Gelar Rapid Test Sistem Drive Thru, 77 Orang yang Diperiksa Negatif Covid-19

"Sehingga semua orang dapat di-swab dan hasilnya akan diberitahu 2-3 hari ke depan. Hasilnya secara transparan akan diberi tahu kepada pasien dan juga data tersebut diambil oleh negara," kata Siti dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/3/2020).

"Lebih lanjut, apabila pasien tersebut positif, maka distrik atau daerah tersebut akan diberi notifikasi oleh negara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap infeksi," imbuhnya.

Baca juga: Dewan Guru Besar FKUI: RI Bisa Belajar dari Korsel Tangani Wabah Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com