Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 12 Persen Pekerja AS Matikan Kamera Saat Teleconference karena Malu

Kompas.com - 28/03/2020, 17:30 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber UPI

WASHINGTON, D.C, KOMPAS.com - Sebuah survei terhadap pekerja yang work from home (bekerja dari rumah) di AS menunjukkan bahwa sebanyak 12 persen pekerja mematikan kamera selama panggilan video karena kurangnya pakaian.

Mentimeter, sebuah alat presentasi interaktif, mengumumkan survei yang dilakukan terhadap 1.500 orang yang bekerja dari rumah di tengah pandemi virus corona alias Covid-19.

Survei itu menemukan 12 persen responden mengaku tidak menggunakan kamera video  selama pertemuan virtual di Zoom, Skype atau Google Hangouts karena mereka telanjang atau berpakaian agak terbuka.

Baca juga: Perjuangan Dokter di Malaysia Tangani Virus Corona: Jika Bukan Kami, Siapa Lagi?

Perusahaan juga mengatakan 44 persen dari mereka yang disurvei mengakui bahwa mereka mengenakan pakaian yang lebih profesional khusus untuk pertemuan video.

Sementara 16 persen mengatakan mereka telah mengatur kembali rumah mereka agar terlihat lebih profesional sebagai latar belakang panggilan video.

Sebanyak 11 persen responden melaporkan mereka melihat "sesuatu yang mereka anggap tidak profesional" di latar belakang video call rekan kerja.

Baca juga: Tekan Infeksi Virus Corona, Vietnam Gunakan Warga sebagai Informan

Survei tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 56 persen pekerja merasa pendapat mereka lebih sedikit terdengar dalam panggilan video daripada saat pertemuan langsung.

Ada pun sebanyak 25 persen lainnya merasa kontribusi mereka tidak diakui seperti halnya mereka bekerja di kantor.

AS kini memiliki kasus infeksi virus corona tertinggi di dunia, melewati China dan Italia. Sebanyak 104.256 kasus infeksi terdapat di AS dengan angka kematian sebanyak 1.704 jiwa.

Baca juga: Donat Dr Fauci, Apresiasi Rakyat AS pada Dr Anthony Fauci Terkait Fakta Obat Virus Corona

Virus corona pertama kali terjadi di China. Sejak itu virus bernama resmi Covid-19 itu mulai menyebar ke berbagai negara termasuk AS.

Di China sendiri, kasus infeksi baru akibat Covid-19 mulai berkurang. Sebanyak 3.295 orang tewas di China, khususnya di pusat episentrum wabah, di kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Baca juga: Selain Singapura, Laboratorium AS Ciptakan Alat Uji Virus Corona Hanya 5 Menit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com