Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Infeksi Virus Corona, Vietnam Gunakan Warga sebagai Informan

Kompas.com - 28/03/2020, 15:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

HANOI, KOMPAS.com - Vietnam mendapat pujian karena mampu menekan rendah jumlah kasus Covid-19, meskipun negara itu berbatasan langsung dengan China - pusat awal pandemi berasal.

Namun di balik keberhasilan ini, ternyata warga Vietnam yang diduga membawa virus corona dipaksa untuk menjalani karantina di fasilitas pemerintah.

Ketika Lan Anh (bukan nama sebenarnya) kembali ke rumahnya pada 22 Maret usai mengunjungi kerabat di Australia selama dua minggu, ia dibawa ke fasilitas karantina milik pemerintah yang didirikan di Universitas Nasional di Kota Ho Chi Minh.

Baca juga: UPDATE 25 MARET: 790 Pasien Positif Covid-19 dan Ajakan Tiru Vietnam

Perempuan itu mengatakan ke BBC Vietnam tentang kondisi yang dia temui dan jalani di sana.

Toilet kotor, tempat tidur berkarat dan jaring laba-laba

"Toiletnya hitam dengan kotoran dan wastafelnya penuh dengan genangan air," kata Lan Anh.

"Untungnya, tidak ada bau busuk, tapi sangat kotor. Lalu, tempat tidur berkarat - semuanya berdebu. Ada jaring laba-laba di mana-mana," lanjutnya.

Pada malam pertama, kebanyakan orang hanya diberi satu tikar, tanpa bantal dan selimut.

"Hanya ada satu kipas angin di langit-langit kamar. Karena cuaca yang begitu panas dan lembab, seorang di kamar saya suhu badannya tinggi, mereka hampir harus dipantau."

Perlengkapan di tempat karantina itu sudah disuplai kembali, kata Lan Anh.

Tapi dia prihatin dengan fasilitas yang buruk yang bisa memperkeruh ketakutan orang bahwa mereka - atau orang di sekitar mereka - dapat terinfeksi Covid-19 karena di tempat karantina lain telah ada kasus virus corona.

"Kami tidak butuh kenyamanan, tapi kebersihan itu perlu. Toilet, wastafel, dan kamar mandi kotor itu menampung virus dan penyakit-penyakit lain. Jika ada wabah di sini, kondisi sanitasi akan memperburuk keadaan."

Baca juga: Tambah Amunisi Lawan Corona, Vietnam Panggil Mahasiswa Kedokteran dan Dokter Pensiunan

"Solusi berbiaya rendah"

Pemerintah Vietnam telah menyatakan 'perang' terhadap virus corona dengan cara memobilisasi tenaga medis, pasukan keamanan, dan masyarakat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.

Tetapi, strategi yang diterapkan pemerintah Vietnam berbeda jauh dengan cara pengujian massal yang berhasil dilakukan oleh negara-negara kaya di Asia, seperti Korea Selatan.

Di Vietnam, negara padat berpenduduk 96 juta jiwa, Partai Komunis memutuskan untuk melacak virus corona secara agresif.

Menyadari bahwa hampir semua kasus - sebesar 141 kasus pada 25 Maret dan tidak ada korban jiwa - berasal dari orang yang tiba dari luar negeri, pemerintah mensyaratkan para pelancong untuk harus dikarantina selama 14 hari setelah kedatangan mereka.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com